Saturday 26 June 2010

Normandy (2)

Rabu, 26 Mei 2010


Kebetulan aku lagi gak solat, jadi bangun udah setengah 8. Untung semalam udah dikasih tahu tempat baju, sepatu boot dan arah menuju tempat merah sapi. Kamar Johnny udah terbuka dan dia sudah gak ada. Sial, aku ditinggal. Popo masih tidur dan semalam dia bilang mau bangun telat. Aku buru-buru dobel pake baju petani, pake sepatu boot, eh, gak tahunya Johnny nungguin aku di dapur. Berangkatlah kita ke tempat memerah sapi. Cuma disebelah rumah kok, ada rumah khusus merah sapi, jalannya agak nanjak sedikit. Tapi masih dalam lingkungan rumah Pauline.

A.Gaya dulu di depan rumah Pauline sebelum ke tempat merah susu; B. Ruangan untuk memerah susu; C. Membersihkan susu sapi dengan handuk hangat sebelum diperah; D. Johnny heran karena baru mau pegang susu sapi, eh air susunya keluar terus; E. Automatic milking machine; F. Johnny prouds of touching the well-developed boobs ;p That’s the biggest ever!! Because she’s just delivered her calf about 2weeks ago.

Sapi milik peternakan Keluarga Fras ini berjumlah 33 ekor. Setiap sapi memiliki kode di kedua telinganya. Kode ini didapat dari pusat peternakan Perancis. Setiap sapi memang harus memiliki kode atau semacam nomor registrasi. Proses memerah air susu sapi dilakukan dengan menggunakan mesin pemerah susu yang jumlahnya ada 6 unit. Sapi yang akan diperah masuk ke daerah pemerahan. Tiga ekor disebelah kiri dan tiga ekor disebelah kanan. Sapi yang lain menunggu di ruang tunggu perah. Dari mesin pemerah susu, air susu dialirkan ke tanki pendingin bersuhu 4oC. Jadi air susu tidak kontak sama sekali dengan tangan manusia maupun udara. Dengan begini air susu aman dari kontaminasi bakteri. Air susu dari peternakan ini diambil oleh Danone setiap dua hari sekali. Selesai merah susu sapi, kita membersihkan tempat pemerahan susu ini. Dimulai dengan menyemprot lantai area pemerahan susu dan menyikatnya. Lalu berjalan ke daerah kandang tempat para sapi menunggu giliran untuk diperah dan menggaruk semua kotoran sapi ke tempat pengumpulan kotoran sapi. Selesai membersihkan kandang, saatnya memberi minum anak sapi. Anak sapi diberi minum susu sapi dengan ditambah susu bubuk berprotein tinggi khusus sapi. Lalu kita berkeliling kandang yang lain melihat-lihat anak sapi. Anak sapi yang besar dan gendut lebih baik dijual karena harganya jauh lebih mahal.


-->Anak sapi yang gendut banget kayak gambar di atas, akan dijual karena harganya jauh lebih mahal

Anak sapi yang baru berumur 2 minggu lagi ngedot

kumbang besi - buat apa ini?

Ternyata untuk mempermudah melepas sepatu boot

Selesai urusan di kandang, saatnya urusan perut. Kita sarapan dengan roti, selai buatan sendiri (ada red berries, apricot dengan madu, apricot saja, yang paling aku suka peach dengan jahe, blueberry), susu segar + cokelat, mentega, dan tentu saja keju. Ini adalah sarapan setiap hari ala orang Eropa. Itulah mengapa Pauline sangat terkejut sekali saat aku masih serumah dengan dia, dia mendapati aku sarapan dengan nasi dan ayam!! “Chicken??? Meat is not for the morning!!” begitu kata dia.. hahaha… Kataku, “Roti, pagi hari?? Mana cukup!!!”. Jadilah aku makan roti lumayan banyak karena aku tahu gak akan ada menu lain yang keluar di pagi hari selain roti!!


-->
Hari ini rencana kita adalah keliling kota-kota di sekitar Desa Revier. Cuaca hari ini tidak bersahabat. Mendung dan hujan!!! Padahal aku sangat berharap ada matahari. Pauline dan Johnny udah mulai bête, tapi aku bilang, “Com’on!! Don’t let our holiday suck just because the weather. We are happy anyway!! We are bigger than that, aren’t we?” Jadilah kita ke Museum D-day. D-day adalah hari dimana dimulainya operasi melawan Jerman pada Perang Dunia ke-2. Pada saat itu Perancis mendapat bantuan dari Amerika, Kanada dan Inggris. Untuk mendatangkan bantuan ini, diperlukan dermaga untuk mendatangkan para pasukan dari Inggris. Kota yang paling dekat dengan Inggris adalah Calais (lihat gambar di samping) dan pasukan Jerman sudah menunggu disitu. Maka pasukan akan didatangkan ke kota yang agak jauh dari Inggris dan Jerman (yang bodoh menurut Pauline – hahahaha… Dasar orang Perancis!) tidak tahu akan hal ini. Permasalahannya adalah di kota itu tidak ada bandara maupun dermaga. Untuk membangun sebuah dermaga itu membutuhkan waktu yang sangat lama. Maka Winston Churchill berinisiatif untuk mendatangkan dermaga dari Inggris!!! Ya, mendatangkan dermaga!!! Jadi dermaga dari Inggris dipindahin ke pantai Omaha dan Arromanches. Jadilah dermaga apung untuk mendatangkan bantuan dari Amerika, Kanada dan Inggris. Di beberapa titik di dermaga apung ini ada balon-balon yang akan diletuskan setiap saat untuk membuat kabut sehingga aktivitas di dermaga itu pada malam hari tidak bisa dipantau oleh Jerman. Ini adalah usaha yang sangat revolusioner!! Luar biasa. Pada saat itu, tidak ada yang bisa berpikiran seradikal itu!! Thanks to Winston Churchill ^,^. Untuk menghargai para tentara yang berjuang pada saat itu, dibangunlah komplek pemakaman. Kita datang ke komplek pemakaman tentara Amerika di Pantai Omaha dan komplek pemakaman tentara Kanada di dekat rumah Pauline.

Setelah dari Museum D-day, kita makan siang di pinggir jalan pake sandwich yang kita bawa dari rumah sambil menikmati pemandangan alam yang luar biasa. Ada padang canola yang luas menguning, sapi-sapi makan rumput, dan laut yang membentang di kanan jalan. Subhanallah!! Udah bosen sama kota tua Eropa, akhirnya aku bisa menikmati pemandangan alam yang jauh lebih indah dari ciptaan manusia. Sungguh ciptaan-Mu luar biasa mendamaikan hati, Ya Allah!!
Selesai makan, kita melanjutkan perjalanan ke pemakaman tentara Amerika di Pantai Omaha. Komplek pemakaman ini didirikan oleh Tentara US pada 8 Juni 1944 dan komplek pemakaman ini adalah komplek pemakaman Amerika pertama di tanah Eropa pada perang dunia ke-2. Luas komplek pemakaman ini adalah 172,5 acres. Komplek pemakaman ini sangat memukau karena sekitar 9,387 jenasah dimakamkan di sini. Semua bernisan putih. Hanya ada dua bentuk nisan, yang berbentuk bintang untuk para yahudi, dan yang palang untuk yang Kristen. Suasana disana begitu hening, damai, hanya hijaunya padang rumput berbaris nisan putih yang rapih. Mereka benar-benar merawat komplek pemakaman ini. Ku lihat sebuah mesin pemotong rumput yang didesain khusus, mampu memotong rumput sesuai bentuk nisan tersebut, dioperasikan oleh seorang yang begitu menghargai orang-orang yang berziarah. Jika ada bunga di depan nisan yang akan ia potong, maka ia berhenti, memindahkan bunga tersebut ke nisan yang lain, lalu melanjutkan pekerjaannya. Kita berkeliling cukup lama. Ingin sekali bisa berjalan di tepi Pantai Omaha ini, tapi kita tidak menemukan jalan kearah sana karena pemakaman ini dilingkari oleh tembok dan pagar sebagai pembatas dengan pantai.

Bertiga di museum D-Day; Makan siang di mobil di pinggir jalan; Pemakaman tentara Amerika di Pantai Omaha
-->Jalan kaki keliling pemakaman yang cukup luas ini membuat kita lapar lagi. Akhirnya kita memutuskan untuk makan crepe di pinggir kota pelabuhan Normandy. Kita parkir dan masuk ke sebuah café langganan Pauline. Aku pesan crepe dengan buah pir, caramel dan kacang almond. Hmmmm…. Luar biasa!!! Uenak!!! Crepe disini bukanlah crepe yang garing seperti D’Crepes. Crepe disini lunak, diolesi dengan saus caramel di tengahnya lalu dihiasi dengan potongan buah pir yang sudah dimasak dengan kopi, lalu dilipat pinggirnya dan ditaburi irisan kacang almond diatasnya. Hmmm… cantik dan enak!!
-->G. Pauline dan Johnny di café crepe; H. Crepe pesananku; I. Sumpeh ini crepe enak banget!!
-->
Setelah makan crepe, kita jalan-jalan lagi cari kartu pos. Setelah mendapat kartu pos yang aku inginkan, kita ke pinggir pantai yang penuh dengan tumpukan cangkang kerang. Cangkang kerang itu berserakan dan ada juga yang seperti ditata dengan rapih menghadap atas. Dari jauh kelihatan seperti tumpukan sampah yang berserakan. Tapi aku melihatnya sebagai sumber minyak bumi di masa yang akan datang.
J.
-->Johnny memberitahu ada cangkang kerang yang disusun rapih; K. Dwi-Popo diatas karang; L. Johnny yang bangga dengan temuannya
-->Dari sini kita keliling kota Caen dan main-main disana. Caen ini adalah kota dimana Pauline sekolah sampai lulus SMA. Disinilah Johnny merasakan kekuatan wanita. Foto-foto bisa dilihat di facebook. Tapi kekuatan Pauline masih kalah sama kekuatanku. -->
Karena sebelum jam8 kita sebaiknya sudah sampai rumah, maka kita cuma sebentar di Caen ini. Liat-liat ke toko souvenir liat kartu pos lagi, banyak yang lucu-lucu dan bagus-bagus, tapi aku harus mengerem diri. Besok kan masih jalan-jalan >,<. Sampai dirumah, kita langsung bantu mammon menyiapkan makan malam, aku mengiris-iris kalkun untuk dimasak dengan susu dan dibuat pastel tutup (aku lupa namanya). Lalu sisa serat kalkun yang tidak dipakai itu disuruh kasih ke kucing di luar rumah (Alhamdulillah hewan gak pernah boleh masuk rumah Pauline!! ^,^). Eh, dasar anak muda, disuruh kasih makan kucing di luar, malah main ayunan!! HAhahahaha….
-->P. Kita memanggil2 kitty; Q. Itu dia kitty-nya dan Johnny pun bangkit dari ayunan; R. Tapi kitty-nya lari jadi aku ayun kenceng sama Johnny – No!!!; S. Dan kitty menyelamatkan aku
-->
Malam ini kita makan malam dengan pastel tutup isi kalkun. Hmmm… ueanak banget!!! Yang gak kalah istimewa dari makan malam hari ini adalah makanan penutupnya. Mammon bikin pudding susu tapi gak pake agar. Cuma kuning telur dan susu dikocok dengan gula lalu di-oven. BEuh!! Semua bahan-bahan yang digunakan alami, organik dan dari pertenakan sendiri. Terasa sekali berbeda. Serba segar!! Telur ayam yang digunakan adalah hasil dari ayam-ayam mereka, susu juga dari sapi mereka. (Mas Dimas yang pernah merasakan telur dari ayam ternaknya Pauline aja bilang rasanya berbeda dengan telur biasa. Padahal sama-sama digoreng pake garam doank). Ennaaaaaaaakkkk banget. Selesai makan malam, kita dikenalkan dengan berbagai macam biji-bijian yang mereka tanam di sawah dekat rumah. Ada linen, rapeseed, kanola, kapas (tapi sekarang tidak tanam kapas lagi karena susah tumbuhnya dan butuh banyak bahan kimia), barley, gandum, jagung, biji yang aku tidak kenal tapi untuk dimakan juga katanya, dan lain-lain.
Betapa hari yang menyenangkan dengan banyak sekali kegiatan. Hari ini aku akhiri dengan menulis kartu pos dan tidur. Semoga cuaca besok bisa lebih baik.

Friday 25 June 2010

Normandy (1)


- The Best Souvenir from Europe -


Selasa, 25 Mei 2010

Semalam aku nginep di rumah Wa Ann karena semua barang aku titip di rumah Wa Ann dan Wa Ann juga pake acara jemput aku untuk pindahan. Karena emang barang aku banyak banget sih.. 9 paket!! Sampe penuh mobilnya Wa Ann. Pagi-pagi benar aku kembali ke kamarku, melipat sprei dan selimut, dan Bie datang mengecek semuanya. Sampah jangan lupa dibuang. Mulai dari jam 11 siang, officially I’m homeless. Tapi aku udah nyetok spageti, tuna, saos tomat, dan bawang putih di Gasmeterlaan. Aku memang rencana makan siang di sana. Setelah kunci aku kasih ke Bie, aku langsung ke Gasmeterlaan, bantuin Pauline packing, masak spageti. Sepaket bahan makanan untuk membuat spageti peninggalan mas Bakti ternyata lumayan banyak dan Pauline sudah tidak punya apapun untuk dimakan. Johnny yang masih sibuk mengantar Honeylet ke kampus untuk menitipkan barang-barangnya, belum juga pulang. Akhirnya aku dan Popo, sapaan akrab Pauline, makan siang bersama lalu belanja ke Delhaize untuk perjalanan ke Normandy!! Aku kaget banget karena selama 4 bulan Pauline tinggal di Gasmeterlaan, dia gak tahu kalo ada Delhaize besar di seberang jalan!!! Parah bener!!!

Jam 3 siang kita berangkat ke Normandy!! Alice yang nyupir. Alice datang bersama Aunty Katrien dari centrum. Jadi di dalam mobil ada 5 orang, yaitu Alice, Popo, Katrien, Dwi, dan Johnny. Normandy adalah sebuah daerah yang terletak di utara Perancis, berbatasan dengan Selat Inggris. Sebagian dari Normandy ini di-klaim milik Inggris (sepertinya masalah perbatasan antar Negara ini selalu menjadi masalah dimanapun). Normandy milik Perancis ini dibagi menjadi dua bagian administratif. Normandy bagian atas (Haute-Normandy) terdiri dari Departemen Kelautan Seine Perancis dan Eure. Normandy bagian bawah (Basse-Normandy) terdiri dari Departemen Orne, Calvados dan Manche. Mata pencaharian utama Normandy adalah berbasis pertanian dan peternakan. Selain itu, Normandy adalah daerah penghasil cider (anggur dari sari buah apel) dan calvados (hasil destilasi cider atau disebut juga brandy apel). Kegiatan ekonomi lain yang juga penting adalah produk susu, rami (60% dari produksi di Perancis), peternakan kuda, perikanan, seafood dan pariwisata.


Perjalanan ke Normandy, normalnya cuma 3 jam. Tapi kita santai aja. Banyak mampir-mampir, beli bir untuk papanya Popo, ke kamar mandi karena tiba-tiba Popo “dapet”, ke jembatan Normandy di kota Honfleur yang Popo banggakan. Dia memang seneng liat jembatan.


Jembatan Normandy ini terletak di atas Sungai Seine, sungai yang mengalir dari selat inggris mengalir ke selatan dan membelah kota Paris. Jembatan Normandy menghubungkan kota Le Havre dan Honfleur. Jembatan ini menjadi salah satu tempat menarik untuk turis karena jembatan ini menjadi rekor dunia untuk jembatan jenis gantung dengan panjang 856m antar dua concrete posts.

Sebelum sampai rumah, kita mampir ke tempat pencucian mobil swalayan. Dan kita pun membagi tugas. Pauline nyedot semua sampah di dalam mobil. Johnny menggosok dengan sabun. Aku menyiram dan membilas. Tidak ada acara mengeringkan mobil. Langsung tancap gas.

Mobil ini milik pamannya Pauline. Dia adalah ketua Koperasi petani di Desa sebelah (aku lupa nama desanya. Kalo desanya Pauline namanya Revier). Nah, karena dia adalah ketua petani, maka mobilnya ini sering digunakan untuk mengangkut hasil panen. Jadilah mobilnya penuh dengan rapeseed, barley, gandum, dan biji kanola. Maka, sebelum dicuci, di sedot dulu pake vacuum cleaner. Semuanya serba dilakukan sendiri. Tinggal masukin uang ke mesin, nanti vacuumnya baru bisa digunakan. Lama penggunaan tergantung uang yang dimasukkan. Begitu juga dengan selang untuk mencuci mobil. Pertama, kita masukin uang ke mesin yang untuk sikat. Sikat ini langsung mengeluarkan air sabun. Johnny yang pegang ini. Dasar Johnny gak pernah nyuci mobil, jadi gak bersih. Padahal itu mobil penuh lumpur yang susah untuk dihilangkan, jadi harus disikat keras. Jadilah Alice turun tangan. Setelah mobil disikat dengan air sabun, uang dimasukkan lagi ke mesin untuk membilas. Aku pegang selang air dengan tekanan udara yang cukup tinggi. Ternyata selang itu berat juga. Berat karena ada tekanan udaranya. Setelah mobil bersih, kita langsung menuju rumah.

Sampai di rumah Pauline, ayah dan ibunya sudah menunggu lama. Mereka menyambut dengan hangat. Kita sampai sekitar jam setengah sepuluh sore. Kita segera menurunkan barang-barang dari mobil lalu memilih kamar. Johnny tidur sendiri, aku tidur sama Pauline di kamar yang cukup untuk tiga orang dan ada showernya di dalam.



Setelah meletakkan barang-barang di kamar dan memilih kamar tentunya, kita makan malam. Makan malam ala Perancis itu banyak banget urutannya. Pertama appetizer. Appetizer pertama yang disuguhkan adalah roti. Awalnya aku gak tahu kalo ini adalah appertizer. Aku pikir, gila ya.. pagi-siang-malam apa mereka cuma makan roti doank? Setelah perjalanan yang panjang, aku kan laper banget. Jadi aku ambil roti lumayan. Ternyata setelah roti, masuk ke menu utama, yaitu Lasagna daging sapi buatan mammon, begitu Popo menyapa ibunya. Enak banget!!! Lasagna ini disajikan dengan salad. Setelah lasagna, kita disuruh mencoba segala macam keju. Aku coba semuanya. Ada yang baunya kayak handuk lembab yang disimpen lama, ada yang bau kaki, ada yang bau keju, ada yang bau tempe, macem-macem deh. Akhirnya aku menemukan keju kesukaanku. Namanya Brie. Itu adalah keju yang diselimuti jamur putih seperti tempe. Aku menyebutnya “tempe”-nya orang Eropa. Enak deh!! Rasanya kayak Camembert yang aku coba di Jerman. Aku juga disuguh Camembert asli dari Perancis (Camembert asalnya dari Perancis), masih bisa dimakan sih.. tapi aku lebih seneng Brie. Saat itu juga aku memutuskan untuk bawa Brie sebagai oleh-oleh untuk Wa Ann dan untuk aku sendiri. Setelah mencoba berbagai macam keju dengan roti lagi, kita disuguh makanan penutup. Makanan penutupnya serba produk Danone karena orang tuanya Pauline mengirimkan susu produksi peternakannya khusus untuk Danone. Ada yoghurt, yoghurt organik, dan cream coklat. Aku pilih krim coklat. Aku pikir ini adalah menu terakhir karena aku udah kenyang banget juga. Ternyata setelah makanan penutup, kebiasaan keluarga Pauline selalu minum teh. Mereka hampir tidak pernah minum teh pakai gula dan aku juga sudah terbiasa minum teh tidak pakai gula. Rasanya lebih enak dan menyegarkan. Kita bisa menikmati rasa asli teh tersebut.


Macam-macam keju yang dihidangkan. Yang oranye itu rasanya kayak edam biasa tapi cukup kuat karena sudah tua. Yang kuning muda rasanya seperti cheddar tua. Yang segitiga itu Brie, dalamnya empuk banget. Enak!! Yang bunder putih itu camembert. Yang kotak itu sukaannya Johnny, aku lupa namanya. Rasanya lebih kuat dari Brie, lebih asin, tapi mirip rasanya cuma lebih kuat. Yang bunder oranye muda itu yang baunya kayak handuk lembab. Aku gak suka. Susah melenan dengan baunya itu.


Tea time adalah penutup dari semua rangkaian makan malam. Saat ini lebih santai. Boleh meninggalkan ruang makan sebentar. Gambar di samping Mammon lagi buka oleh-oleh dari aku: nougat Neushaus favorit dia, kopi kapal api, dan dompet batik 3 ukuran.

Selesai makan malam, aku, popo dan Johnny ke halaman sebentar, main lompat sapi (seperti lompat kodok, tapi pake boneka bentuk sapi). Setelah itu kita tidur karena besok pagi mau memerah sapi bareng papanya Pauline, Piere. Kata Piere, dia biasa merah susu jam tujuh lewat lima belas pagi. Oke!!

Tuesday 8 June 2010

Leuven-Laptop-Kereta

Awal Juni aku pindah ke Leuven. Sementara aku masih tinggal dengan Mbak Lina dan Suaminya, Mang Elan. Alhamdulillah 300 euro yang ku bayarkan ke Mbak Lina tidak berarti apa2 dibanding dengan apa yang mereka kasih buat aku. Kamar yang hangat, rumah yang bersih dan rapih, sepeda yang boleh dipinjam gratis untuk ke Kampus, makan malam yang benar2 benar nikmat, solat maghrib bersama, suasana kekeluargaan, cuci baju gratis. Subhanallah… Nikmat-Mu yang mana yang mampu aku dustakan?? Sungguh tak berani aku mengingkarinya..

Tanggal 3 Juli nanti baru aku bisa pindah ke kamarku yang benar di Brabançonenstraat 57. Subhanallah.. semoga aku diberi kemudahan dalam beradaptasi di kamar baru yang tempat tidurnya di atas dan bulan juli-agusttus nanti sepertinya rumah itu, yang biasanya berisi 8 orang, akan sangat sepi karena normalnya pada bulan-bulan itu mahasiswa pergi berlibur.

Saat ini aku masih sibuk orientasi dan baru saja terbebas dari masalah laptop rusak. Ya Allah, jangan rusakkan lagi laptop ini ya Allah.. Tak mampu aku membayangkannya. Kering sudah air mata ini menangisi masalah ini. Ya, kembali lagi ke urusan di laboratorium. Sejauh ini sih masih baik-baik saja. Semua berjalan lancar. Semoga terus dimudahkan seperti ini sama Allah.

Ketika menulis ini aku sedang dalam perjalanan pulang ke Leuven dari Gent setelah mengambil laptopku yang baru selesai diperbaiki oleh kang Ichal. Terima kasih banyak untuk Kang Ichal dan keluarganya. Benar-benar hampa hidup di sini tanpa laptop. Apalagi yang bisa menjadi hiburan?

Menulis di kereta ini sangatlah nyaman. Namun menjadi berkurang kenyamanan kita jika ada yang ngeliatin di kursi sebelah. Jadi lebih baik untuk sementara saya sudahi dulu acara tulis menulis dan temu kangen dengan laptop tercinta ini.