Monday 17 July 2017

Geneva, Switzerland

Geneva, 15 July 2017
Pagi hari jam 8, saya berangkat ke Geneva dari Lyon part dieu menggunakan Flix bus. Perjalanan ke Geneva ditempuh selama 2,5 jam. Selama perjalanan, saya menikmati pemandangan yang luar biasa indah karena dari Lyon menuju Geneva, rute perjalanan bis melewati deretan pegunungan yang dikelilingi oleh sungai Rhone: Montanges, Confort, Peron, dll.


Tiba di Geneva pukul 10.35. Yeay! Ini adalah negara ke 26 yang saya kunjungi. Saya langsung menuju ke kantor turis informasi yang hanya berjarak dua blok dari terminal. Saya bertanya, sebaiknya rute mana yang harus saya tempuh karena saya hanya memiliki satu hari di Geneva. Petugas menyarakan saya untuk melihat L’Horloge Fleuri, taman bunga berbentuk jam, kemudian ke Jet d’eau, air mancur yang cukup tinggi, kemudian jalan menuju kota tua. Di koa tua, saya ingin sekali naik ke menara untuk melihat pemandangan kota dari atas, namun saya tidak punya uang tunai karena mata uang di Swiss ini berbeda, yaitu Swiss Franc. Jadilah saya keliling kota saja. Saya juga sempat mampir ke Museum Maison Tavel, karena gratis. Museum itu menampilkan perkembangan kota Geneva dari tahun ke tahun, serta yang paling saya suka, menampilkan keadaan rumah di Geneva pada masa lampau. Saya selalu suka museum yang menunjukkan keadaan rumah di masa lampau karena mengingatkan saya pada rumah eyang, selain itu kita bisa belajar budaya mereka secara langsung. Bagaimana kehidupan mereka di masa yang lalu.

Setelah dari museum, saya berhenti makan siang di taman yang teduh, diatas bukit, dibelakang Reformation Wall. Saya selalu menikmati pemandangan dari atas karena saya bisa mendapatkan gambaran tentang kota, saya senang melihat kontur geografi wilayah, dan yang paling penting, saya jadi bisa merenung dan bersyukur atas keindahan ciptaan Allah SWT.

Cuaca hari itu terik sekali. Saya sudah hampir malas ke Reformation Wall karena terlihat dari atas, tidak ada bagian yang teduh di bawah sana. Tapi tanggung. Akhirnya saya turun ke bawah, berfoto di depan Reformation Wall, kemudian menembus taman menuju ke pasar tradisional yang terletak 2 blok dari Reformation Wall. Ternyata pasarnya pasar barang bekas. Karena cuaca sangat sangat terik, saya sudah kehilangan minat untuk melihat-lihat. Toh saya juga tidak akan beli apa pun. Akhirnya saya berjalan ke halte dan berpikir, mungkin lebih baik saya ke kawasan internasional, dimana Red Cross dan United Nation berkantor. Alhamdulillah mesin tiket menerima pembayaran dengan kartu, jadi saya tidak perlu repot-repot mencari ATM. Saya beli tiket untuk setenga hari seharga 5,6 CHF (Juli 2017), kemudian naik tram nomor 15 menuju Nations.

Tiba di halte terakhir, saya turun. Saya foto2 keadaan sekitar, dan kebetulan pas sekali sedang ada Free Walking tour yang lagi kumpul baru akan mulai perjalanannnya. Alhamdulillah, Allah merencanakan hal yang baik untuk saya. Tidak hanya itu, Allah mengirim teman untuk saya selama perjalanan itu. Ada seorang dari Malaysia bernama Reva yang menyapa saya. Dia sedang short course selama dua bulan di Cern. Senangnya, jadi selama perjalanan, saya ada teman ngobrol. Walking tour ini berjalan selama dua jam. Sebenarnya saya sudah lelah sekali, kaki sudah sakit karena jalan sejak pagi dan belum berhenti. Bisa saja saya meninggalkan grup ini kapan pun. Tapi rasanya sayang. Akhirnya saya nikmati hingga akhir. Perjalanan berakhir di dekat Jet d’eau.

Berhubung saya masih punya tiket setengah hari yang baru terpakai sekali, akhirnya saya putuskan untuk naik perahu umum ke arah Geneve-Eaux-Vives Lac, kemudian dari sana, naik perahu lagi menuju Geneve-Mt-Blanc Lac. Tiba di dermaga terakhir, ternyata sedang ada perlombaan triathlon, perlombaan dimana peserta adu kekuatan dengan berlomba di tiga cabang olahraga: renang, lari dan sepeda. Jalan-jalan banyak yang ditutup untuk perlombaan ini. Setelah berhasil menyebrangi arena perlombaan, saya kembali ke turis informasi untuk membeli kartu pos yang sudah saya incar sejak pagi. Empat koma sembilan Franc. Sejauh ini, ini kartu pos termahal yang pernah saya beli. Tapi saya suka karena kartu pos ini terbuat dari triplek yang diukir. Waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore. Bisa saya untuk kembali ke Lyona adalah jam 8.25. Saya masih punya cukup waktu untuk jalan-jalan lagi. Tak lupa saya bertanya bagaimana saya bisa menikmati pemandangan kota dari atas. Petugas menyarankan untuk pergi ke Veyrier, dari sana saya bisa naik Cable car untuk naik ke atas bukit dan menikmati pemandangan dari atas.

Perjalanan dari kota sekitar 28 menit. Tiba di sana, ternyata itu sudah perbatasan antara Swiss dan Perancis. Saya sudah super duper capek banget. Sudha gak mampu jalan menuju stasiun Cable car-nya. Jadi saya hanya menikmati pemandangan dari sekitar halte bis saja, terus naik bis yang sama untuk turun ke kota lagi.

Sampai kota, saya akhirnya berteduh di resto cepat saji dan mengisi perut sekedar supaya tidak masuk angin dan membunuh waktu menunggu bis di tempat yang lumayan nyaman. 20 menit sebelum jadwal keberangkatan bis, saya berjalan menuju terminal. Ternyata ada sekelompok penumpang yang juga menuju Lyon dengan perusahaan yang sama dengan yang akan saya naiki, namun jadwal jam 6 sore, dan sampai saat itu, mereka belum juga berangkat. Tidak ada keterangan dari pihak bus. Saya jadi khawatir kalau terjadi hal yang sama dengan bis saya. Tapi alhamdulillah bis saya hanya terlambat 10 menit. Saya pun mengakhiri perjalanan ini dengan tidur seketika di dalam bus. Alhamdulillah perjalanan ini menyenangkan. Saya menikmati banyak tempat, mendapat teman baru, dan pastinya lelah namun bersyukur sekali Allah merancang perjalanan saya ini dengan sangat cantik. Alhamdulillahirabbil alamin..