Tuesday 26 September 2017

The heritage days in Lyon (Journee Europeennes du Patrimoine)

Tanggal 16-17 September yang lalu, di Lyon sedang ada acara Patrimione (Heritage) day. Ini adalah acara tahunan dimana seluruh kota merayakannya dengan cara membuka museum dan beberapa gedung kantor untuk umum. Banyak diantaranya gratis, terutama jika gedung itu milik pemerintah atau disubsidi pemerintah. Untuk museum yang tidak disubsidi pemerintah, ada potongan biaya hingga 50%. Ada buanyak sekali program yang ditawarkan di sini.


Sebagai pecinta museum, tentu saya tidak melewatkan kesempatan ini meskipun ada deadline revisi yang menanti dan sudah dikejar-kejar suami. Tapi memang suami saya ini paling cinta dan paling mengerti saya. Dia mengijinkan saya pergi ke museum asal revisinya selesai tepat waktu. Saya pun jadi tidak berani lama-lama di museum. Yang penting rasa penasaran ini terbayarkan. Saya hanya pergi di hari Sabtu, 16 September 2017. Pagi hari saya mencuci baju dulu di pusat cuci baju, baru kemudian pergi ke Vieux Lyon. Vieux Lyon adalah bagian kota tua dan historis di Lyon. Ada tiga musuem yang saling berdekatan di sana. Saya sudah mengincar Museum Minatur dan Cinema dari lama. Jadi tanpa babibu, saya menuju ke musuem itu. Ternayta museum itu tidak gratis, tapi diskon menjadi 5 euro saja. Karena sudah penasaran banget ya sudahlah ya.. saya bayar 5 euro. Ternyata tidak rugi sama sekali. Saya puas banget ke museum ini. Museum ini sangat unik, tidak seperti museum yang umumnya menampilkan sejarah atau alam, atau seni lukis dan pahat. Museum ini menampilkan setting yang biasa digunakan dalam film. Mulai dari film Perancis seperti Le Parfume hingga film box office seperti Indepence Day, The Ring, Spiderman, Titanic, dll. Intinya museum ini menampilkan property yang biasa digunakan di film-film. Asal saya kasih tahu aja ya, kalian tuh dibohongi film. Hahahahaha.. ternyata senangnya dibohongi.

Bagian yang paling berkesan buat saya adalah bagian bawah tanah tempat syuting film Le Perfume. Keren banget sumpah. Detail banget settingnya. Selain itu, ada satu ruangan dimana sebelum masuk, ada peringatan bahwa ruangan itu tidak disarankan untuk anak-anak atau orang yang sensitive. Saya penasaran dunk. Pas masuk, hadeh…. Sedikit agak menyesal tapi tetep penasaran. Ternyata isinya property untuk film horror ala barat. Horor terror pembunuhan, kecelakaan, dan lain sebagainya. Bukan horror hantu. Dan saya pun langsung pusing dan sesak napas. Sudah diingetin juga ngeyel sih.. Ya namanya penasaran.

Di lantai berikutnya ada ruangan yang juga ada peringatan seperti sebelumnya. Tidak mau kecele, saya ngintip aja sedikit. Lha kok gak ada orang. Saya gak jadi masuk. Skip ke ruang berikutnya. Pas sudah ada beberapa orang yang masuk ke ruangan yang saya skip tadi, baru saya ikutan masuk. Ternyata isinya robot monster dengan ukuran sebenarnya dan bisa gerak-gerak serta mengeluarkan suara yang mengerikan. Ditambah lagi, itu moster ileran berlendir-lendir gitu lagi. Kalau sendirian masuk, bisa pingsan karena kaget saya. Untung sudah siap mental dan banyak orang, jadi gak begitu norak saya.

Bagian lain yang membuat saya tak kalah tertarik adalah bagian miniatur. Isinya buanyak banget diorama miniature ruangan untuk syuting film dan semuanya benar-benar terlihat nyata karena benaran detail banget. Super detail. Bahkan saya bisa lupa waktu menikmati mengamati setting yang ada.

Setelah puas (sebenernya belum sih.. tapi harus segera pulang), saya keluar dan berjalan-jalan. Tak jauh dari situ ada Gadagne museum, yaitu dua museum yang jadi satu lokasi: museum wayang (Puppet museum) dan museum tentang sejarah kota Lyon. Karena gratis, saya pun masuk ke kedua museum ini. Museum wayangnya tidak terlalu besar. Tidak seperti wayang kulit yang dua dimensi, wayang yang ditampilkan adalah wayang tiga dimensi alias seperti museum boneka. Jatuhnya kok buat saya jadi horor ya.. Karena wajah di wayangnya itu kan suka gak beres gitu bentuknya. Jadi saya pintas lalu saja.

Lalu saya ke museum sejarah kota Lyon. Saya pikir musuem ini sama kecilnya dengan museum wayang. Ternyata saya salah. Musuem sejarah kota Lyon ini guede banget. Ada sekitar 38 bagian di empat lantai. Tentu saya akan lebih menikmati jika saya punya lebih banyak waktu. Tapi saya belum makan siang. Jadi saya memilih untuk segera pulang ke hotel, makan siang dan lanjut bekerja merevisi artikel.

Setidaknya saya puas sekali hari itu pergi ke tiga museum. Tentu saja yang paling berkesan buat saya adalah museum miniatur dan cinema. Seandainya saja pemerintah kota di Indonesia bisa memberi perhatian pada museumnya dan memberikan hari gratis masuk museum untuk masyarakatnya, pasti saya jadi salah satu yang paling bahagia dan menyambut hal ini dengan gembira. Bukan untuk kesenangan saya pribadi. Tapi supaya masyakarat Indonesia lebih mengenal sejarahnya dengan baik dan turut memelihara apa yang menjadi fasilitas umum.