Sunday, 4 July 2010
TOFSPORT
Minggu, 27 Juni 2010
Sabtu pagi yang cerah. Tiada awan, hanya langit biru yang bersih. Saya berangkat pagi-pagi sekali ke arah pusat kota Leuven untuk bertemu dengan seorang teman dari Filipina. Hari ini kami berencana melihat pasar sepeda bekas yang kuharapkan ada dan dia hendak mencari buku literature untuk penelitiannya. Kami janjian untuk bertemu di depan Balai kota lama, di depan tangga gedung bernuansa Gothic, lambang kota Leuven. Namun apa yang terjadi?? Ya!! Kami berdua sama-sama nyasar sampai di stasiun Leuven. Kami datang dari tempat yang berbeda, menaiki bus yang berbeda, namun bus yang kami tumpangi tidak membawa kami melewati tengah kota, melainkan langsung ke stasiun melewati lingkar kota Leuven. Kami tertawa menertawakan kebodohan masing-masing. Sepertinya kami memang butuh peta jalur bis kota Leuven. Rencana awal, kami hanya ingin berkeliling kota selama 2 jam – dari jam 10 pagi hingga jam 12 -- karena pukul 12 saya hendak berangkat ke Brussel untuk ikut pengajian bulanan.
Sabtu adalah hari yang paling membahagiakan buat saya. Selain karena saya libur dari pekerjaan di laboratorium yang sangat membosankan, ini adalah kesempatan yang sangat baik bagi saya untuk mengenal kota baru yang akan saya tinggali selama 7 bulan ke depan.
Dari arah stasiun akhirnya kami berjalan kaki ke barat, ke arah pusat kota. Kami berjalan kaki sembari mencari doner kebab untuk sarapan, namun kami tidak menemukan satupun doner kebab yang buka pada hari sabtu pagi *mungkin juga kami terlalu pagi berjalan-jalan. Setelah sampai di tempat yang diperkirakan ada pasar sepeda bekas, ternyata tempat itu sepi sekali. Dasar wanita, kami malah berjalan-jalan keluar masuk toko di pusat kota Leuven hanya untuk melihat-lihat barang yang dijual. Namun perut protes minta diisi. Akhirnya kami makan di sebuah restoran cepat saji dari Perancis yang menjual burger dan kentang goreng, sama persis seperti Mc Donald. Namanya saja yang cepat saji, tapi pelayanannya tidak pernah seperti namanya. Selesai makan kami melanjutkan perjalanan untuk mencari toko buku. Toko buku itu letaknya dua blok di belakang perpustakaan pusat. Sesampainya di depan Perpustakaan pusat, ternyata sedang ada acara dari dinas olahraga kota Leuven. Namanya Tofsport.
Tofsport adalah sebuah organisasi yang tujuan utamanya adalah promosi olahraga. Organisasi ini bekerja sama dengan dinas olah raga kota Leuven untuk mengadakan acara besar ini. Tujuannya adalah meningkatkan ketertarikan anak-anak (utamanya) pada olah raga. Selain itu acara ini juga merupakan ajang sosialisasi klub-klub olahraga yang ada di Leuven. Dalam acara ini anak-anak diperkenalkan dengan berbagai macam olah raga. Setiap cabang olah raga menunjukkan atraksinya dan menyediakan fasilitas olah raga yang dapat dicoba. Ada sekitar 16 macam olah raga yang bisa dicoba. Sepeda, BMX, sepeda vertikal, panjat tebing, trampoline, bungee trampoline, in line skate, ice skating, sekolah mengemudi (ternyata sekolah mengemudi masuk dalam kategori olah raga, ya!), karate, tari, memanah, voli pantai, hangar, melatih kelenturan badan dalam box, senam, dan lain-lain. Memang tidak semua klub olah raga menyediakan fasilitas untuk dicoba seperti bulu tangkis, renang, basket, sepak bola, rugby, namun mereka menyediakan informasi tentang klub, gelanggang olah raga, jam buka, waktu latihan, dan semua informasi yang dibutuhkan. Semua itu terangkum dalam majalah yang dibagi-bagikan kepada pengunjung secara percuma.
Pengunjung yang datang ke tenda sekretariat akan diberi sebuah kartu yang berisi daftar olah raga yang bisa kita coba. Setiap cabang olah raga bisa kita coba satu kali. Setiap kali kita hendak mencoba sebuah olah raga, kartu kita akan dicap di jenis olah raga yang kita coba untuk menandakan bahwa kita sudah mencobanya. Kebanyakan memang fasilitas ini diperuntukan untuk anak-anak kecil. Ada yang hanya khusus untuk anak kecil seperti sekolah mengemudi, uji kelenturan dalam box, ice skating, dan sepeda mini. Namun ada juga beberapa yang memiliki batasan umur minimal seperti sepeda vertikal dan BMX yang membatasi umur minimal 12 tahun untuk mencoba jenis olah raga tersebut.
Berhubung kemarin lusa saya habis kecelakaan sepeda dan badan masih pegal-pegal karena jatuh (terutama tangan kanan yang masih terasa sakit sekali), maka saya hanya mencoba bungge trampoline yang hanya mengandalkan kaki. Ingin sekali mencoba panjat tebing balon, namun tangan tidak bisa diajak bekerja sama. Banyak sekali pengunjung yang datang ke acara ini hingga saya harus mengantri cukup lama untuk dapat mencoba bungee trampoline. Sepeda vertikal juga tak kalah panjang dan lama antriannya. Matahari yang sangat terik hari itu membuat saya berubah pikiran dari mengantri sepeda vertikal menjadi mengantri untuk membeli es krim. Namun sebelum membeli es krim, kami melihat orang yang menukarkan kartu yang sudah dicap dengan souvenir. Kami pun mencobanya. Agak malu juga sebenarnya karena kami hanya mencoba satu jenis olah raga. Namun penjaga tenda sekretariat itu sangatlah ramah. Dia menawarkan berbagai jenis souvenir untuk dipilih. Ada sepaket alat tenis meja (sepasang bet dan bola ping pong), bola sepak, bola kasti, kaos, dan lain-lain. Saya memilih kaos!! Yuhu!! Dapet kaos baru!! Warnanya cukup nge-jreng!! Oranye!! Ada lambang Tofsport di dada kiri dan lambang beberapa sponsor di bagian belakang. Ahahaha… Lumayan… Alhamdulillah… Tak terasa waktu berjalan dan saya tidak jadi pergi ke Brussel.
Setelah menukarkan kartu kita dengan souvenir, kami pun mengantri untuk membeli es krim di kedai es krim yang konon paling enak di Leuven. Antriannya pun tak kalah dengan antrian di arena olah raga tadi, namun rasa yang kami dapatkan memang sebanding. Es krim cokelat double brownies di tengah siang bolong Leuven yang terik, kami duduk di kursi taman di tengah kota, menikmati es krim yang cepat sekali meleleh karena panasnya dan orang-orang yang sibuk memasang pagar besi dan spanduk di tengah jalan. Hmmm… Nikmat, segar dan ada apa gerangan?? Rupanya mereka sedang mempersiapkan jalur untuk lomba balap sepeda esok hari. Kami pun berencana untuk datang lagi esok hari untuk melihat balap sepeda ini.
Hari ini kami akhiri dengan pergi ke toko buku sebagai tujuan awal yang tertunda. Namun buku yang teman saya cari sangatlah mahal harganya. 60 euro. Dan kami pun pulang ke rumah.
Esok harinya, barulah terasa. Kedua kakiku terasa sangat kencang!! Sakiiiiiiit sekali.. untuk berjalan pun susah. Jika ditekuk atau untuk berjalan terasa sakiiiiiiiitttt sekali. Jadilah hari minggu ini saya bed rest total. Istirahat di atas tempat tidur seharian tidak pergi kemana-mana.
Makanya, kalo habis kecelakaan, istirahat aja, gak usah main yang aneh-aneh!! Ya.. Bagaimana lagi.. namanya juga semangat jiwa muda (baca: anak-anak). Resiko selalu ada dan saya memilih untuk mengambilnya.