Saturday, 11 February 2012

Suamiku Ruar Biasa

Sering kali saya ingin sekali mendengar kata cinta keluar dari bibir tipisnya... Ah, kalau tidak diminta, jangan berharap dia akan mengucapkannya. Diminta sekalipun, dia hanya akan melenguh seperti sapi. Ditanya apa dia mencintaiku, malah dijawab pertanyaan "kelihatannya?".

Saya adalah seorang wanita biasa yang kadang ingin sekali mendengar kata2 manis dibanding harus mengamati keadaan apakah benar suamiku mencintaiku. Rasanya mendengar lebih mudah dan langsung membahagiakan daripada harus mengamati terlebih dahulu baru menarik kesimpulan sepihak. Tapi itulah suamiku.

Dia adalah orang yang rela dibangunkan tengah malam hanya untuk menemani istrinya membuat mie rebus dengan daun bawang yang banyak.

Dia adalah orang yang rela dibangunkan pagi2 buta untuk turun ke bawah sekedar mengambil minum dan makanan kecil pengganjal rasa laparku.

Dia adalah orang yang rela ngelaju Jogja-Surabaya-Jogja, sampai dirumah jam 1 malam, dan masih rela memijat kaki istrinya yang sedang hamil dan tak bisa tidur.

Dia adalah orang yang ikhlas menemaniku berjuang menahan sakit selama proses persalinan, tidak meletakkan badannya sama sekali di tempat datar untuk istirahat sebentar selama dua hari berturut-turut, mengajikan saya dan bayi kami di rumah sakit yang membuat saya lebih nyaman.

Dia juga orang yang selalu mendukung saya, menenangkan saya saat tersadar setelah operasi caesar. Saat itu saya tidak bisa bangun dan tidak bisa bertemu bayi saya. Yang bisa saya lakukan hanya MENANGIS.

Hari kedua setelah operasi dia menyemangati saya untuk bisa duduk. Syarat untuk bisa bertemu bayi saya adalah saya bisa setidaknya duduk di kursi. Pagi hari setelah mandi, dia menyemangati dan membantu saya duduk di kursi roda. Dia membawa saya ke gedung dimana bayi kami berada dan mengingatkan untuk tidak menangis jika asi tidak cukup banyak. "Yang penting adalah pelukan ibunya." begitu ucapnya. Dan pagi itu dia harus bolak balik mendorong saya keluar masuk gedung bayi dan gedung saya dirawat hingga akhirnya kami bisa dirawat gabung.

Daaaaannnn... Dia adalah orang yang tega melihat istrinya menahan sakit karena tertawa akibat leluconnya setelah operasi caesar dan lebih teganya lagi dia tidak pernah berhenti membuatku tertawa sambil kesakitan.
Perut ini memang sakit... Tapi hati ini bahagia... Terima kasih suamiku... ^o^

Setelah melahirkan, dia pun dengan sigap belajar menjadi ayah ASI. Dia langsung belajar menggendong Aira sejak hari pertama, bahkan sebelum saya menggendong Aira. Dia selalu rela dibangunkan tengah malam untuk mengganti popok Aira atau berganti posisi tidur supaya saya bisa ganti posisi menyusui Aira sambil tidur. Sepulang kerja, selalu Aira bermain sama ayahnya. Dia juga sudah bisa memandikan Aira sejak Aira berumur 6 minggu. (YEY!! Ayah hebat!!! b^,^d) Selain mandi, bermain, dan mengganti popok, ayah juga senang sekali menyanyi untuk Aira dengan rekor terlama 1jam. (Untung aja Aira belum kenal Jason Mraz atau Michael Buble, jadi mungkin menurut Aira, suara ayahnya yang paling merdu. hihihi... *Piss, Yah!)

Alhamdulillah, saya bersyukur sekali memiliki suami ruar biasa seperti dia. Semoga Allah selalu menjaganya.

Aku sayang masku
SELAMAT ULANG TAHUN KE-26, SUAMIKU TERCINTA...
Semoga Allah selalu menjagamu, menambah rejeki kita, dan memberi kesehatan selalu kepada suamiku. Semoga suamiku semakin bijaksana, tambah sayang istri dan Aira, semakin dewasa, selalu sabar dan tambah ganteng (wkwkwkwkwk...) ^,~