Tuesday, 22 May 2012

Satu Bulan Menuju ASI Eksklusif


Dua hari setelah bersalin di rumah sakit, akhirnya kita diperbolehkan pulang. Mama juga udah gak betah di rumah sakit. Di perjalanan pulang, ayah menepati janjinya. Mama dibelikan es krim sundae McD! YEY!! Mama dah pengen banget dari sebelum lahiran.

Selama di rumah, kita masih saling belajar. Mama belajar menyusui yang benar, kamu juga belajar menyusu dengan baik. Hasilnya, kedua p*t**g mama sukses berdarah-darah. Rasanya sakiiiit banget. Sepertinya pelekatan kita belum sempurna. 10 hari di rumah, mama tiba-tiba demam tinggi, PD mama rasanya kenceng banget, tapi mama juga belum bisa teknik memerah yang benar. Hasilnya diperah pun tidak bisa keluar. Mama meriang. Orang jawa bilang “ngerangkak-i”. Dalam keadaan gawat darurat karena mama super lemes, mata panas, badan panas, nafas panas, dipanggillah Mbah Pariyem, tukang pijet andalan keluarga mama. Mama senang ternyata kamu cukup co-operatif. Selama mama di pijet, kamu tidur tenang. Ketika kamu bangun, mama dipaksa untuk tetap menyusui kamu. Setiap kali kamu mulai menyusu, mama menahan sakit sampai menitik air mata. Periiiih sekali. Tapi mama tetep ingin kamu mendapatkan makanan terbaik, yaitu ASI.

Setelah itu, mama belajar memerah dengan tangan ketika kamu tertidur, sambil cari-cari pompa yang cocok (cocok di kantong dan kualitas). Sekali perah, tidak banyak yang mama dapat. Hanya sekitar 30ml untuk kedua PD. Mama tidak putus asa. Sedikit demi sedikit mama kumpulkan ASI perah tersebut demi modal nanti ketika mama mulai bekerja. Ada doa dan cinta mama di setiap tetes ASI yang insyaAllah akan membuatmu sehat dan bahagia, nak.

Eyang ti dan eyang kung sorosutan mulai bertanya, “Anakmu gak mbok sambung susu formula?”. Kecewa mama mendengar pertanyaan itu. Rasanya seperti tidak mendapatkan dukungan dari orang tua sendiri. Hanya ayah dan bude Esti yang selalu mendukung mama untuk bisa ASI eksklusif. Dengan susah payah mama memberikan pengertian dan pemahaman betapa pentingnya ASI eksklusif 6 bulan bagi seluruh kehidupan kamu yang akan datang. Mama carikan artikel-artikel tentang betapa hebatnya cairan hidup yang bernama ASI dan betapa susu formula itu bukanlah sesuatu apapun. Bahkan peneliti susu formula pun tidak memberikan susu formula pada anaknya dan hanya memberikan ASI.

Perjanjian dengan ayah, 1 bulan sebelum bekerja (yang artinya kamu berumur 1 bulan), kamu harus mulai belajar minum ASIP bersama pengasuh menggunakan cup feeder. Ternyata menggunakan cup cukup sulit karena pengasuh tidak sabar sehingga banyak yang tumpah. Melihat stok ASIP yang tidak seberapa dan hanya tumpah begitu saja, mama putuskan ganti media. Kamu belajar menggunakan sendok. Sudah bagus, masih ada yang tumpah, tapi tidak sebanyak jika menggunakan cup. Dengan mengiris hati mama terpaksa sembunyi di kamar dan membiarkan kamu mik ASIP pake sendok sama pengasuh.

Tepat kamu berumur 2 bulan, anak mama tersayang, Aira, terpaksa mama tinggal kerja. Tiga minggu bekerja dan kamu mik ASIP selama mama kerja dengan menggunakan sendok, membuat pengasuhmu kurang sabar ngasih ASIP pake sendok karena kamu juga kurang suka “jeda” saat mengambil ASIP dengan sendok. Berat badanmu naik, tapi tak seberapa. Ayah udah mulai kampanye dot. Sebenarnya kamu belum bisa menggunakan dot saat itu. Tapi ayah membuatmu bisa menggunakan dot. Mama tahu konsekuensinya. Mama takut kamu bingung puting. Tapi kamu berhasil pake dot. Dengan super berat hati, mama kasih ijin untuk minum ASIP pake dot. Mama hanya bisa berdoa semoga kamu gak bingung puting.

Saat kamu berumur sekitar 3 bulan, eyang ti gamping menyarankan pemberian pisang. Tapi mama tak bergeming dan tak berkomentar. Hanya “iya” saja. Tapi kamu anak mama, jadi mama ingin kamu mendapat yang terbaik.

Di sorosutan, ruang di freezer eyang kung sudah penuh. Mama pikir, kalau freezer penuh, bagaimana mau beli protein hewani? Akhirnya ayah belikan kamu freezer baru untuk stok ASIP Aira. Mama senang karena ayah mendukung perbaikan kualitas dan kuantitas ASI untuk kamu.

Stok ASIP untuk Aira (2m 3w)
4 bulan 3 minggu :
Sabtu, 12 Mei 2012 : Aira jadi sering tersedak kalo lagi nen mama. Mama sudah mulai curiga kamu kena bingung puting, tapi mama tidak mau menerima kenyataan. Mama tetap berusaha menyusui kamu.

Minggu, 13 Mei 2012 : Aira sakit. Batuk terus gak karuan. Nafasnya bunyi dan sepertinya sesak sekali di dada. Mama diajari bude Esti untuk pijat dada kmu supaya kamu bisa mengeluarkan riak. Kamu terpaksa berhenti tidur pake AC (sebelumnya, kamu tidak bisa tidur kalau tidak pakai AC, padahal mama ayah sudah menggigil kedinginan) dan lebih sering diblonyoi minyak telon. Mama pusing dan bingung. Padahal ini minggu mama sedang sibuk2nya karena jadi panitia workshop nasional di kampus. Tapi mama tidak bisa meninggalkan pekerjaan. Hari Selasa, 15 Mei 2012, pukul 6 pagi, kamu mama pijatkan di mbah pariyem, lalu mama berangkat kerja. Mama terpaksa meninggalkan kamu dari pagi hingga malam. Jam 10 malam mama baru pulang ke rumah dan kamu sudah tertidur. Maafkan mama, sayang. Bayanganmu terus ada di benak mama selama mama bekerja dan itu sangat menyesakkan mama.

Kamis, 17 Mei 2012 : Hari ini libur dan akan libur sampai minggu. Anggap saja ini adalah penebuasan dosa mama meninggalkan kamu saat kamu sakit, nak. Mama ingin bersama denganmu selalu dan sangat lama. Mama panggil mbah Pariyem dan serumah pijet mbah pariyem semua. Aira udah mulai sehat. Bisa tertawa lagi. Bahkan malam hari kamu udah mulai bisa ngomong “ayah”. Kata pertama yang keluar dari bibir manismu dengan sangat jelas. Dua kali kamu mengucapkan kata “ayah”. Mama senang sekali kamu mulai bisa ngomong. Tapi kenapa bukan mama yang disebut??!! Cemburu ingin nangis rasanya.

Jum’at, 18 Mei 2012 : Mama mulai menyadari kamu sudah benar2 bingung puting. Kamu gak bisa tenang nenen mama. Setiap dua kali isep, langsung dilepas dan di tolak. Kamu menoleh ke arah lain. Seringkali kamu mendorong PD mama dan menangis keras sekali. Mama sedih sekali nak. Mama sudah curiga hal ini sejak lama tapi mama tidak mau menerima kenyataan. Sampai hari ini mama menyadari penolakan luar biasa dari kamu dan kamu pipis kurang dari 6 kali sehari. Artinya mik kamu kurang, sayang. Padahal ini adalah masa kritis kamu. Kamu butuh banyak minum. Kamu butuh banyak ASI. Mama sedih luar biasa.

Dan kembali ayah tidak benar-benar menyadari betapa PENTINGnya ASI dalam periode kritis ini. Mama sudah merasa bersalah karena kamu lahir dengan panjang badan hanya 46 cm. Artinya, kamu mungkin mengalami kekurangan gizi mikro selama dalam kandungan mama. Dan mama akui, mama memang tak begitu memperhatikan gizi mama ketika hamil kamu. Saat itu mama bekerja di lingkungan yang tidak kondusif. Karena rasa bersalah itu, mama ingin sekali bisa memberikan ASI sampai 2 tahun. Bahkan Al-qur’an yang mama yakini juga menganjurkan seperti itu. Artinya, jika Allah menganjurkan seperti itu, maka itu seperti janji Allah untuk menjamin ketersediaan ASI dan produksinya. Tinggal bagaimana mama dan lingkungan menyikapinya. Ini adalah faktor kunci dari keberhasilan ASI eksklusif.

Pagi-pagi mama memberi kuliah pada ayah tentang makanan untuk masa tumbuh kembang. Mama ini dosen gizi. Mama berikan data-data hasil penelitian di Indonesia tentang status gizi anak-anak dan efek pemberian ASI eksklusif. Tapi ayahmu bilang, “ASI hanyalah setitik kecil faktor dalam seluruh kehidupan Aira, jadi tak perlu diambil pusing.”. Mama mulai merasa kurang mendapat dukungan. Oke, mama sekarang sendirian. Ayahmu bilang mendukung, tapi tak perlu ambil pusing. Bahwa menurut mama, ini bukan lah sesuatu hal yang remeh temeh. Memang akan ada banyak sekali faktor kehidupan yang mempengaruhi kamu selama kamu hidup, tapi ASI adalah tamengnya. Bahwa ASI-lah yang akan melindungi kamu seumur hidup kamu. Dan banyak sekali alasan betapa pentingnya ASI eksklusif 6 bulan hingga tak mampu mama bahas di sini, cukup di kuliah mama saja.

Mama semakin gundah gulana. Sabtu, 19 Mei 2012, tepat kamu berusia 5 bulan, mama mengajak ayah dan pengasuh kamu konsultasi ke puskesmas. Supaya ayah dan pengasuh kamu diberi tahu dokter betapa pentingnya ASI dan cara pemberiannya jika mama tak bersama kamu. Kamu positif kena bingung puting. Dan ini disebabkan akrena penggunaan dot dalam pemberian ASIP. Bingung puting ini bisa menyebabkan produksi ASI berkurang dan ini berbahaya bagi kesuksesan ASI eksklusif. Mau tidak mau, penggunaan dot harus dihentikan. Akhirnya mama mulai cari media lain yang mudah untuk pemberian ASIP selain sendok dan cup. Ketemulah spout. Mulai minggu depan kamu akan belajar menggunakan spout bersama pengasuhmu. Mungkin kamu akan menangis, tapi mama hanya ingin yang terbaik untuk kamu, nak. Karena mama sayang kamu. Sebulan lagi menuju ASI eksklusif 6 bulan. Semoga kita berhasil ya nak!