Adalah suatu kehormatan buat aku bisa diundang berkunjung ke
rumah Heidi. Dia adalah teman seruanganku dulu saat aku masih berkantor di
lantai 5. Dia saat itu menjadi
research assistant Prof. Wender untuk proyek survey ayamnya. Heidi berusia 3 tahun lebih tua dari aku, memiliki seorang anak laki-laki ganteng berusia
hampir 7 tahun buah cintanya dengan pemuda dari India. Heidi sendiri
berkebangsaan Finlandia. Dia memiliki rambut pirang yang sangat cerah, yang
membuat rambutnya memantulkan warna oranye saat dia memakai jaket oranye saat kita
latihan kebakaran. Awalnya aku pikir orang sini cuek-cuek. Punya teman dekat
orang Eropa seperti dulu ketika Master rasanya tidak mudah karena kehidupan PhD
ini sangat individualis dan aku bukan lagi tipe orang yang suka nongkrong.
Satu-satunya kesempatan untuk bisa ngobrol adalah saat makan siang. Itulah
mengapa aku selalu makan siang bareng di Lunch room daripada ke kantin. Dari
obrolan makan siang itulah akhirnya kami merasa dekat dan Heidi mengundangku
untuk datang berkunjung ke apartemennya.
Hari Minggu aku berkunjung ke apartmennya dengan membawa
pisang goreng. Aku benar-benar bingung harus membawa apa. Akhirnya yang mudah
saja aku bawa pisang goreng. Itupun pisang gorengnya tidak sesuai dengan yang
aku harapkan karena salah menggunakan jenis pisang. Pelajarannya adalah pisang
jenis ambon atau sunpride tidak cocok untuk digoreng! Harusnya aku beli plaintain alias pisang tanduk
di toko Asia. Tapi Heidi suka-suka aja soalnya gak tahu harusnya gimana.
Hahahaha..
Tiba di
apartemen Heidi, aku telpon dia. Dia menjemput aku di depan pintu. Apartemen
Heidi ada di lantai 8. Apartemen itu terdiri dari ruang tamu, satu kamar dia
yang menjadi satu dengan kamar anaknya, dapur kecil dengan meja makan kecil,
dan toilet kecil. Apartemen ini merupakan apartemen bersubsidi dari pemerintah
Denmark, jadi Heidi hanya membayar sekitar 5000 per bulan (kalau tidak salah)
untuk apartemen itu.
Saat itu
Heidi belum sempat memasak. Jadi dia masak sambal ngobrol panjang dengan
aku. Hari ini dia masak Lasagna dengan daging tiruan dari protein kedelai dan
Finnish blueberry pie. Sambil ngobrol, aku memperhatikan apa saja yang dia
gunakan untuk membuat Lasagna. Berikut adalah resepnya.
Lasagna
Isolat protein direndam air sesuai petunjuk kemasan, lalu
ditiriskan
Tumis bawang putih cincang dan bawang bombay yang
dicindcanng kasar. Harum, masukkan pasta tomat, potongan tomat, zuccini yang
sudah dipotong dadu, wortel yang dipotong dadu, jamur dan daging tiruan. Masak
sampai sayur setengah matang.
Saus keju: Lelehkan mentega, tumis bawang putih. Masukkan
susu cair, tambahkan 1-2 sdm tepung terigu, aduk dengan pengocok telur, jika
sudha mengental, masukkan keju parut.
Tata lasagna di loyang atau pinggan tahan panas, tuang
sebagian campuran sayur dan daging, tuang saus keju, lapisi dengan lasagna,
atur sedemikian rupa hingga berlapis lapis. Terakhir taburi keju parut.
Panggang di oven 180 C selama 30-40 menit.
Sambil menunggu lasagna matang, kita ngobrol banyak. Dia
menunjukkan fasilitas-fasilitas umum yang ada di gedung tersebut. Di lantai
paling atas, ada ruangan untuk bermain anak-anak yang dilengkapi dengan home
theather, bar kecil serta ruang rapat (RT) untuk para orang tua. Permainan
anak-anaknya lumayan lengkap. Terlihat tidak begitu bersih karena memang banyak
sekali yang menggunakannya. Di sebelah ruangan itu, ada ruang belajar untuk
orang yang ingin konsentrasi belajar, sementara di rumah mereka terlalu ribut
atau kurang kondusif untuk belajar. Di sebelahnya ada juga kamar umum yang
diperuntukkan bagi relasi orang yang tinggal di gedung itu menginap sementara
beberapa hari. Namun tentu saja harus dibooking jauh hari dan kebersihan
menjadi tanggung jawab yang memakainya. Setelah menunjukkan ruangan-ruangan
tersebut dan sedikit menikmati pemandangan Carlsberg dan stasiun kereta dari
atas, kami kembali ke apartemen untuk makan sore.
Carlsberg dari belakang |
Stasiun kereta dari atas |
Ruang belajar |
Selesai makan, dia membuat blueberry pie. Tak
lupa aku meminta resep untuk Finnish blueberry pienya. Menurut dia, blueberry
pie ini sangat khas Finlandia, apalagi jika menggunakan blueberry liar dari
hutan. Resepnya pun masih original dari neneknya. Berikut resepnya.
Finnish
blueberry pie
1dl sugar
2 dl flour
1 dl (100g)
melted butter
1 teaspoon
baking powder
Mix sugar,
flour, and baking powder. Add melted butter and mix. Take 1 dl of dough mix to
aside.
Add following
ingredients to the rest of the mix:
1 egg
1 teaspoon
vanilla
½ dl milk
Pour dough
min into a pie tray. Sprinkle blueberries* and if you want some sugar. Sprinkle
the dough mix (1 dl) that you had put aside on top of the pie. Bake ca. 20-30
min at 200oC.
*I prefer
forest blueberries, which are smaller and tastier than garden blueberries. The
brand Coop has organic blueberries = forest blueberries. I use one bag (ca. 200
g) for this pie.
Finnish Blueberry Pie |
Selesai makan, kami ngobrol-ngobrol lagi. Obrolan mengalir begitu saja. Di ruang tamunya,
ada kanvas besar yang dia buat sendiri dan dia lukis bersama anaknya. Kemudian dia tempel dengan berbagai
macam hiasan, prestasi anaknya, foto-foto, serta impian-impian yang ingin dia
capai ke depannya. Dia juga bercerita tentang kehidupan pribadinya. Tak ku
sangka dia begitu terbuka padaku. Aku jadi merasa dihargai. Dia juga
menunjukkan foto-foto dia saat liburan musim panas tahun lalu. Tak terasa waktu
cepat berlalu. Akhirnya aku mohon undur diri sebelum gelap. Terimakasih
untuk obrolan dan jamuan makan malamnya. Senang sekali bisa berteman baik
dengan kamu. Semoga semua yang kamu cita-citakan dapat tercapai ya.
Heidi-Sham-Dwi |