Minggu, 27 Juni 2010
Sabtu pagi yang cerah. Tiada awan, hanya langit biru yang bersih. Saya berangkat pagi-pagi sekali ke arah pusat kota Leuven untuk bertemu dengan seorang teman dari Filipina. Hari ini kami berencana melihat pasar sepeda bekas yang kuharapkan ada dan dia hendak mencari buku literature untuk penelitiannya. Kami janjian untuk bertemu di depan Balai kota lama, di depan tangga gedung bernuansa Gothic, lambang kota Leuven. Namun apa yang terjadi?? Ya!! Kami berdua sama-sama nyasar sampai di stasiun Leuven. Kami datang dari tempat yang berbeda, menaiki bus yang berbeda, namun bus yang kami tumpangi tidak membawa kami melewati tengah kota, melainkan langsung ke stasiun melewati lingkar kota Leuven. Kami tertawa menertawakan kebodohan masing-masing. Sepertinya kami memang butuh peta jalur bis kota Leuven. Rencana awal, kami hanya ingin berkeliling kota selama 2 jam – dari jam 10 pagi hingga jam 12 -- karena pukul 12 saya hendak berangkat ke Brussel untuk ikut pengajian bulanan.
Sabtu adalah hari yang paling membahagiakan buat saya. Selain karena saya libur dari pekerjaan di laboratorium yang sangat membosankan, ini adalah kesempatan yang sangat baik bagi saya untuk mengenal kota baru yang akan saya tinggali selama 7 bulan ke depan.
Dari arah stasiun akhirnya kami berjalan kaki ke barat, ke arah pusat kota. Kami berjalan kaki sembari mencari doner kebab untuk sarapan, namun kami tidak menemukan satupun doner kebab yang buka pada hari sabtu pagi *mungkin juga kami terlalu pagi berjalan-jalan. Setelah sampai di tempat yang diperkirakan ada pasar sepeda bekas, ternyata tempat itu sepi sekali. Dasar wanita, kami malah berjalan-jalan keluar masuk toko di pusat kota Leuven hanya untuk melihat-lihat barang yang dijual. Namun perut protes minta diisi. Akhirnya kami makan di sebuah restoran cepat saji dari Perancis yang menjual burger dan kentang goreng, sama persis seperti Mc Donald. Namanya saja yang cepat saji, tapi pelayanannya tidak pernah seperti namanya. Selesai makan kami melanjutkan perjalanan untuk mencari toko buku. Toko buku itu letaknya dua blok di belakang perpustakaan pusat. Sesampainya di depan Perpustakaan pusat, ternyata sedang ada acara dari dinas olahraga kota Leuven. Namanya Tofsport.
Pengunjung yang datang ke tenda sekretariat akan diberi sebuah kartu yang berisi daftar olah raga yang bisa kita coba. Setiap cabang olah raga bisa kita coba satu kali. Setiap kali kita hendak mencoba sebuah olah raga, kartu kita akan dicap di jenis olah raga yang kita coba untuk menandakan bahwa kita sudah mencobanya. Kebanyakan memang fasilitas ini diperuntukan untuk anak-anak kecil. Ada yang hanya khusus untuk anak kecil seperti sekolah mengemudi, uji kelenturan dalam box, ice skating, dan sepeda mini. Namun ada juga beberapa yang memiliki batasan umur minimal seperti sepeda vertikal dan BMX yang membatasi umur minimal 12 tahun untuk mencoba jenis olah raga tersebut.
Setelah menukarkan kartu kita dengan souvenir, kami pun mengantri untuk membeli es krim di kedai es krim yang konon paling enak di Leuven. Antriannya pun tak kalah dengan antrian di arena olah raga tadi, namun rasa yang kami dapatkan memang sebanding. Es krim cokelat double brownies di tengah siang bolong Leuven yang terik, kami duduk di kursi taman di tengah kota, menikmati es krim yang cepat sekali meleleh karena panasnya dan orang-orang yang sibuk memasang pagar besi dan spanduk di tengah jalan. Hmmm… Nikmat, segar dan ada apa gerangan?? Rupanya mereka sedang mempersiapkan jalur untuk lomba balap sepeda esok hari. Kami pun berencana untuk datang lagi esok hari untuk melihat balap sepeda ini.
Hari ini kami akhiri dengan pergi ke toko buku sebagai tujuan awal yang tertunda. Namun buku yang teman saya cari sangatlah mahal harganya. 60 euro. Dan kami pun pulang ke rumah.
Esok harinya, barulah terasa. Kedua kakiku terasa sangat kencang!! Sakiiiiiiit sekali.. untuk berjalan pun susah. Jika ditekuk atau untuk berjalan terasa sakiiiiiiiitttt sekali. Jadilah hari minggu ini saya bed rest total. Istirahat di atas tempat tidur seharian tidak pergi kemana-mana.
Makanya, kalo habis kecelakaan, istirahat aja, gak usah main yang aneh-aneh!! Ya.. Bagaimana lagi.. namanya juga semangat jiwa muda (baca: anak-anak). Resiko selalu ada dan saya memilih untuk mengambilnya.