Thursday 11 November 2010

Belokan

Selesaikan dulu tantangan di belokan pertama. Jangan melihat ada berapa belokan yang menanti kita di depan karena bagaimana kita menghadapi dan menyelesaikan tantangan di belokan pertama ini yang akan menentukan belokan-belokan selanjutnya..

Hari ini saya dan teman2 TP UGM yang ada di Belgia berkumpul dengan dosen kami yang kebetulan datang ke Gent, Belgia. Kami kumpul di hotel tempat dosen kami menginap. Ngobrol2 sebentar, lalu ke centrum dan berjalan2 di sekitar centrum. Tak banyak yang kita tunjukkan. Toko-toko pun banyak sekali yang tutup karena memang hari ini adalah hari libur di Belgia. Cuaca hari ini sangatlah tidak bersahabat. Hujan cukup deras sepanjang hari. Hanya dua orang yang membawa payung dan kami semua berhujan-hujanan.

Kami berhenti di warung gorengan yang cukup terkenal di Gent. Kami ditraktir kentang goreng dan coklat hangat. Mengobrol dan menghangatkan badan di "rumah daging" yang sekarang telah berubah menjadi restoran. Selesai makan, kami kembali ke stasiun Gent st. Pieters. Masih banyak yang ingin kami bicarakan, maka kami pun duduk memutar di ruang tunggu stasiun.

Banyak sekali yang kami bicarakan. Mulai dari bagaimana perkembangan jurusan TPHP di UGM, program-program potensial yang harus dikembangkan, jaringan internsional yang harus dikembangkan dan dijaga kesinambungannya, keadaan Jogjakarta, hingga cerita-cerita santai bagaimana dosen2 kami dahulu berjuang. Sama. Semua orang secara umum akan mengalami hal yang sama. Pahit manis getir kehidupan, tantangan-tantangan dalam menyelesaikan studi, pontang panting menyelesaikan tugas-tugas dan ujian. Wajar. Semua adalah hal yang wajar. Bagaimana mental kita menyikapinya, itu yang akan membedakan kita dengan yang lain. Sikap, kematangan emosi, dan kecerdasan pola pikir yang akan membentuk jati diri manusia. Mikrobiologi, pasca panen, rekayasa, kimia pangan, gizi, itu semua hanyalah kerangka. Pada dasarnya yang dibentuk dalam masa-masa ini adalah sama, yaitu pola pikir dan kematangan mental. Bagaimana kita menyikapi masa-masa sulit. Memilih untuk adu kekuatan atau bubar jalan.

Saya yakin orang Indonesia bukan orang-orang yang suka bubar jalan kok. Lihat para pahlawan kita dahulu. Semua memilih untuk mati dari pada tidak merdeka. Adalah kewajiban untuk melanjutkan perjuangan ini. Termasuk menyelesaikan permainan ini. Permainan antara saya dan supervisor saya yang super itu. Kita lihat siapa yang akan menang!! Mari adu kekuatan!! Teng!!! Adu kekuatan di mulai!!!

Jika kita melihat dunia dan orang-orang hebat di dalamnya, terkadang kita akan merasa tidak ada artinya. Kita bukanlah siapa-siapa, tidak bisa apa-apa dan tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan orang-orang yang terlihat hebat di luar itu. Tapi kalau kita fokus pada mimpi dan diri kita sendiri, kita akan menjadi seseorang yang besar.

Rawe-rawe rantas, malang malang putung!! Kalu mau hidup pantas, ora keno mutung!!

Terimakasih kepada Prof. Sri Raharjo yang telah mentraktir, "menyentil" dan memotivasi saya.