Thursday 13 August 2015

Pelajaran membuat kopi

Pagi ini tiba di kantor, entah kenapa saya merasa sangat ngantuk sekali. Saya pun pergi ke lab, barangkali ada yang bikin kopi, saya mau minta. Di lab cuma ada Jonas. Dia bilang dia baru aja bikin kopi 10 menit yang lalu dan hanya untuk satu gelas. Dia nyuruh aku bikin sendiri. Tapi melihat perlengkapan yang ada di Lab, dengan biji kopi utuh, aku gak ngerti gimana cara bikin kopi T,T disini. Aku pilih gak jadi aja deh daripada ngancurin dapur. Tapi Jonas maksa aku bikin kopi dan akan menunjukkan caranya. Akhirnya aku nyerah untuk tidak mencoba.



Biasanya aku bikin kopi tubruk. Kopi bubuk bukan instan 1 sdm (gak pake ditimbang), diseduh dengan air panas dari water cooker. Kasih susu kental manis secukupnya. Selesai.

Kopi tubruk. Gambar dari sini


Atau di dapur lantai 5, aku tinggal ambil mug, taruh di bawah coffee machine, pencet yang tengah (setengah cup) selesai deh...
Coffee machine yang mirip di dapur lantai 5. Gambar dari sini

Jadilah si Jonas minta aku ngerebus air dan dia akan membuatkan kopi untukku. Sialnya, bahkan merebus air pun aku tak bisa. Aku cari water cooker dan gak nemu. Dia bilang, rebus pake panci. Oh, Ok! Ini cara tradisional. Panci aku isi air dan ku taruh diatas kompor. Bodoh lagi karena aku gak bisa nyalain kompor. Ya Tuhaaaan!! Ini kompor modern amat sih! Uda ku pencet dan si kompor tetap kedap-kedip tanda gak bekerja dengan baik. Akhirnya Jonas nyamperin aku dan ternyata hanya karena aku naruhnya gak pas. Lha gak kelihatan mana tungkunya.

Sementara menunggu air mendidih, dia menunjukkan cara menggiling kopi. Ambil kopi di rak atas, timbang sekitar 13 gr dengan timbangan analit (T,T) dengan cup tempat hasil gilingan. Tuang biji kopi ke bagian atas mesin penggiling, taruh cup hasil gilingan di bawahnya dan pencet. Mesin akan menggiling dan jika kelihatan biji sudah habis tergiling, pencet lagi tombol kecil untuk mematikan.

Ambil filter paper, taruh di tutup, taruh di dalam gelas yang akan dipakai. Ambil tabung coffee press, masukin kopi yang sudah digiling ke dalam tabung.
Coffee press. Gambar dari sini


Air belum mendidih jadi dia menunjukkan siaran TV langsung dari Jakarta yang menyiarkan pertandingan badminton. Dia gila banget dengan badminton. Yang dia ceritakan hanya tentang badminton dan selalu badminton. Ya.. dulu aku penggemar badminton sampai Taufik Hidayat pensiun. Entahlah.. sejak saat itu aku dah gak begitu ngikuti badminton lagi. Gak tahu siapa pemain badminton Indonesia yang terkenal sekarang. Rasanya atmosfernya sudah tidak sedasyat dahulu.

Air sudah mendidih. Kita kembali ke dapur. Air kemudian dituang ke gelas ukur. Lalu dari gelas ukur, dituang sedikit ke atas kertas filter di dalam gelas, hanya untuk mencuci filter. Lalu tuang air mendidih ke dalam tabung coffee press sampai  penuh. Ambil tutup yang sudah ada filternya, tutupkan ke tabung, putar sedikit sampai bunyi klik. Buang air yang ada di gelas. Balik tabung, letakkan di atas gelas, kemudian tekan tabung hingga airnya keluar semua ke dalam gelas. Buka tutup tabung, buang filter dan bubuk kopinya, cuci tabung dan selesai. You have your coffee! Terimakasih Jonas!

Kembali ke kantor, Rikke bilang kalo Jonas agak serius tentang bikin kopi karena dia pernah bekerja sebagai barista di Denmark. Jadi ya maklum aja kalo dia serius tentang kopi. Alhamdulillah ya saya dapet pelajaran bagaimana bikin kopi. Dan ya! Kopinya memang enak. Gak terlalu pahit meski gak pakai gula. cenderung light, tapi sangat beraroma. Aku gak tahu sih kopi apa yang Jonas gunakan. Nanti aku cek lagi. But this coffee really makes my day! Thank you, Jonas! ^,^