Tuesday 1 September 2015

11th Pangborn Sensory Science Symposium

Minggu, 23 Agustus 2015

Welcome to Svenska Massan

Ini adalah kali pertama aku ikut seminar internasional dalam bidang khusus sensory science. Saya berangkat dari Copenhagen central station pagi hari pukul 08.35 menuju Gothenburg central station Niels Erikson. Waktu tempuh perjalanan sekitar 4 jam. Saya tiba di stasiun Gothenburg pukul 12.20.


Saya janjian dengan Lukitawesa di Pressbyrån depan stasiun yang mana saya salah maksud yang dimaksud depan stasiun itu mana karena Pressbyrån itu ada dimana-mana. Setelah ketemu Luki, kita beli tiket vastraffik isi ulang dan kartu untuk internetan selama di Swedia. Setelah ketemuan dengan Nesya dan Adit, mereka mengantarkanku ke apartemen yang hanya berjarak 1 halte tram dari stasiun.

Turun dari tram, kita bingung harus jalan kemana. Karena simcard ku tidak berfungsi di Swedia, jadi aku hanya mengandalkan email petunjuk dari Gunnar, pemilik apartmen. Tiba-tiba seseorang yang saya yakini dia orang Swedia menyapa apakah saya butuh bantuan. Subhanallah. Luar biasa pertolongan Allah. Dia menunjukkan jalan yang benar. Tiga orang yang mengantarkanku belum pernah mendapat perlakuan serupa—disapa orang yang menawarkan bantuan padahal mereka sudah 1 tahun tinggal di Swedia. Mungkin karena aku terlihat tidak menggunakan smartphone, aku hanya membawa kertas jadi mereka berpikir aku pasti butuh bantuan. Sebelumnya beberapa kali (sebut saja dua kali) aku mendapat perlakuan serupa di Copenhagen juga dengan kondisi yang sama—tanpa smartphone. Aku jadi merasa beruntung bisa merasakan rasa kemanusiaan dan kebaikan orang lokal tanpa smartphone. Because we are really connected without smartphone. Smartphone disconnects us, actually.

Tiba di apartemen, Gunnar sudah menunggu. Dia kemudian menjelaskan tata cara menggunakan kunci dan tata tertib di apartemen. Karena aku tidak punya banyak waktu, aku segera pamit untuk datang ke lokasi seminar. Lokasi seminar hanya berjarak 2 halte tram, sekitar 800 meter menurut mbah google map.

Tiba di lokasi seminar, aku menuju meja pendaftaran. Disana aku mendapatkan goodie bag dan name tag. Di dalam goodie bag terdapat kaos, buku program, dan beberapa lembar informasi.
Perempuan di cover booklet itu yang namanya Rose-Mary Pangborn

11th Pangborn Sensory Science Symposium ini adalah seminar internasional terbesar untuk bidang sensoris. Ada sekitar 891 peserta dari 41 negara. Sekitar 533 poster dan banyak presentasi oral.
Dua puluh tahun yang lalu, Pangborn conference pertama kali diadakan di Finland (1995) dan dihadiri oleh hanya sekitar 200 orang saja. Tidak ada sesi parallel, tidak ada workshop. Awalnya seminar ini diadakan untuk mengenang Pangborn, Ibu dari ilmu sensoris. Tiga tahun kemudian seminar ini diadakan lagi untuk yang kedua kalinya dan dihadiri oleh sekitar 350 orang. Seminar yang keempat akhirnya diputuskan dengan nama Pangborn saja, tanpa memorial. 


Acara dimulai pukul 2 siang dengan 1 keynote speaker. Setelah itu refreshment break, dilanjutkan dengan 2 keynote speaker dan welcome reception. Saat refreshment break, aku disapa oleh seorang dari India yang lama bekerja di Dubai dalam bidang marketing. Karena dia juga sendirian di seminar ini, jadilah kami kemana2 berdua. Lumayan ada temen ngobrol banyak hal. Setidaknya aku gak melongo sendirian. Setelah welcome reception, dia pamit pulang dan aku masih di lokasi untuk melihat2 booth para sponsor sekaligus mencari pak Anton Apriyantono. Lumayan dapat USB dan sticky notes. Setelah puas melihat-lihat dan tidak berhasil mendapat teman ngobrol lagi, akhirnya aku memutuskan untuk pulang. Sebelum pulang, aku mampir ke supermarket di belakang Svenska Massan untuk membeli roti dan susu bebas laktosa. Tiba di apartemen, aku solat magrib, terus aku tanya Gunnar dimana resto terdekat. Akhirnya aku jalan kaki ke warung kebab yang ditunjukkan Gunnar. Sendirian. Malam hari. Aku jalan dan makan di warung kebab. Paket kebab di sini lumayan mahal. Harga 77 sek untuk kebab dan fanta. Selesai makan kebab, aku jalan-jalan sebentar, isi pulsa vastraffik, lalu jalan kaki pulang ke apartemen sambil ditemani suami tercinta di telepon. Alhamdulillahirabbil ’alamiiin.. Semoga esok hari lebih baik.

Senin, 24 Agustus 2015


Hari ini aku menemukan bahwa ternyata pintu masuk Svenska Massan untuk seminar ini haruslah melalui pintu nomor 8 yang mana hanya berjarak 1 halte tram. Mungkin besok aku akan coba berjalan kaki.

Seminar hari ini menyenangkan. Oral presentation-nya bagus-bagus. Aku menikmati pindah2 dari ruangan satu dan yang lain sendirian. Saat makan siang, kami para student dikumpulkan dalam satu ruangan sehingga kami bisa berkenalan dan menjaring relasi. Aku bertemu dengan beberapa PhD student yang dulu pernah kutemui di Institute Paul Bocuse. Menyenangkan sekali bertemu mereka lagi dan bisa makan siang bareng. Di ruangan Brygge yang terpisah dari tamu2 yang lain, kami didampingi oleh para mentor yang bersedia dicecar beberapa pertanyaan dari kami para murid. Aku duduk di depan Susanne yang menjelaskn tentang bagaimana Pangborn Commitee dan Elsevier berkomitmen untuk mengembangkan sensory science dengan memberikan beberapa beasiswa seminar dan insyaAllah akan bertambah terus setiap tahunnya. Semoga tahun berikutnya aku bisa dapat beasiswa Pangborn. Aamiiin..

Makan siangnya berupa sandwhich (pork atau vegetarian, aku jelas pilih vegetarian), wafer cokelat, pir, dan air soda. Aku tidak sanggup menghabiskan sandwhich karena kurang cocok di lidah. Sisa seperempat saja. Lalu aku putuskan untuk menyudahinya dan beranjak mau ambil wudhu untuk solat. Ketika keluar ruangan, kebetulan bertemu dengan pak Anton Apriyantono. Aku sapa beliau dan kami bicara cukup banyak. Senang sekali bisa bertemu beliau. Beliau banyak bercerita tentang pengalaman beliau di sensory science serta memberikan tips-tips untuk mendapatkan hibah di Indonesia.

Oral presentation sudah mulai, jadi ruangan untuk upload file kosong. Aku minta ijin untuk solat di situ.

Selesai sesi oral presentation, saatnya untuk refreshment dan poster session. Ada 266 poster untuk sesi pertama ini. Aku sudah menandai beberapa poster yang menarik buat aku, jadi aku foto beberapa dan diskusi dengan beberapa juga.

Pukul 5 kami para murid berkumpul untuk boat trip ke kumpulan pulau-pulau disebelah barat-selatan Gothenburg. Perjalanan akan ditempuh dalam waktu 3 jam dan kita akan makan malam di dalam kapal. Dari lokasi seminar ke dermaga berjarak sekitar 2,5 km. Aku memutuskan untuk naik tram daripada jalan kaki. Akhirnya saya gabung dengan rombongan dari Korea (EWHA University) yang memilih naik tram. TIga cina temanku itu memilih jalan kaki. Aku berkenalan dengan 2 orang Korea. Satu orang mahasiswa bachelor (Ryuri) dan yang satu mahasiswa PhD tahun terakhir. Keduanya mengirimkan poster di seminar ini. Yang mahasiswa bachelor antusias sekali setelah mengetahui kalua aku PhD student dari Copenhagen. Akhirnya kita cerita banyak. Dia cerita kalau supervisornya sangat tertarik untuk bekerjasama dengan orang dari Indonesia. Jadi aku minta nama professornya dan nama dia berserat emailnya. Ryuri cerita kalau dia pernah ketemu Michael Bom Frøst. Lab mereka menjamu Frøst selama 1 bulan di Korea. Mereka titip salam buat Frøst.
Kapal Resto parkir di Lilla Bommen

Ruang makan di kapal St. Erik

Setelah menunggu kurang lebih 20 menit, rombongan pejalan kaki akhirnya datang. Kita mulai masuk kapal dan memilih meja. Aku duduk dengan 5 orang lain: Erik, PhD student tahun terakhir dari Sao Paolo, Brazil; XXX (aku lupa banget namanya dan dia gak punya kartu nama) master student dari Rio de Janeiro, Brazil; Camilla, PhD student tahun terakhir dari Italy; Danny, PhD student tahun pertama dari Italy; dan Anneu, master student dari Wageningen, Belanda. Aku seneng karena kita ngobrol banyak, tuker2an kartu nama, cerita tentang apa yang sudah mereka lakukan, dan apa yang akan mereka lakukan setelah PhD.
Dinner mates

Pramusaji di kapalnya baik2. Karena aku tidak minum wine, mereka menawarkan sprite. Awalnya aku pesan menu vegetarian. Untuk yang tidak vegetarian, bisa ambil menu buffet di ruang sebelah. Pertama aku mendapatkan makanan pembuka berupa tomat dingin utuh dengan pesto dan rucola. Lumayan enak sebenarnya. Hanya karena perbedaan suhu yang mencolok antara tomat dan pestonya membuat kurang nyaman di mulut. Ternyata menu buffetnya serba ikan dan seafood. Akhirnya aku batalkan pesanan vegetarianku ke pramusaji dan aku ambil menu buffet. Beruntung ketika antri makanan, di depanku ada mbak2 mahasiswa PhD asli dari swedia yang lagi hamil 28 minggu. Dia menjelaskan beberapa masakan yang ada. Aku ambil hampir semua menu yang ada. Beginilah penampakannya. Ternyata hampir semua masakan itu UASIN banget! Hanya kerang yang dimasak dengan krim yang juara. Rasanya pas. Lainnya, membuat aku berkesimpulan kalau orang Swedia suka banget makanan asin.
Menu tradisional Swedia

Setelah makan, kita naik keatas dek. Aku ke ruang kemudi. Nahkodanya juga baik karena mengijinkan aku untuk masuk ke ruang kemudi dan ngobrol tentang pulau-pulau yang kita lalui. Cuaca tidak begitu bagus, mendung dan sedikit gerimis. Saat angin mulai kencang, kita kembali ke dalam kapal untuk menikmati teh dan dessert sambil ngobrol tentang banyak hal. Tak terasa kapal sudah mendarat kembali di dermaga. Hujan menyapa kami cukup deras. Alhamdulillah aku bawa payung dari suamiku. Payung itu cukup untuk setidaknya menutupi kepalaku, anna dan seorang lagi dari Porto. Menyenangkan bisa berkenalan dengan seseorang dari Universidade Catolica de Portuguesa. Dia juga merasa pernah melihat aku (ah, Cuma perasaan mbaknya saja kali.. atau wajahku yang pasaran??)
Kapalnya serba kayu. Elegan.

Bapak nakhoda yang ramah

Selasa, 25 Agustus 2015


Hari ini biasa saja. Seminar lalu makan siang. Selesai makan siang, aku, Pak Anton dan Ervina pergi jalan-jalan ke southern archipelago. Cuaca hari ini sedikit lebih baik dari kemarin. Tapi tetep hujan. Setelah puas naik kapal, kita makan malam di salah satu resto khas Swedia yang cukup terkenal. Di sana sebenarnya kita uda gak dapat tempat duduk karena sudah penuh di booking. Setelah menunggu sekitar 20 menit, akhirnya kita dikasih tempat duduk juga. Kita pesan sup ikan. Di sana juga ketemu Agnes Giboureau, Camilla dan Danny. Berarti kita gak salah pilih restoran. Makanannya lumayan enak. 
Menu makan siang di Svenska Massan

Rabu, 26 Agustus 2015


Pagi ini aku bangun terlambat! Sudah bangun pagi, sudah siap, malah ketiduran lagi. Tapi Alhamdulillah tidak terlambat sampai di tempat seminar. Hanya saja aku memiliki waktu lebih sedikit untuk memasang poster dan menikmatinya. Aku pasang poster aku. Mereka menyediakan solatip velcro untuk poster kita. Jadi tidak merusak poster. Selesai seminar, aku berdiri di dekat poster dan mempresentasikan pada orang yang tertarik dengan posterku.
Presentasi poster

Kira-kira jam setengah enam, aku kembali ke apartemen untuk bersih-bersih dan solat, lalu kembali ke venue untuk berkumpul berangkat ke Eriksberghallen, tempat kita akan makan malam. Aku naik bis yang pertama. Duduk dengan seorang Doctor dari USA yang bekerja di industri cukup lama. Dia pernah bekerja di Mars dan sekarang sedang hamil. Banyak ya yang lagi hamil di seminar ini.

Tiba di Eriksbergshallen, ada welcome drink. Mereka menyediakan koktail. Alhamdulillah mereka juga menyediakan kotail non alkohol, terdiri dari jus apel kecut, air soda dan daun mint. Enak juga. Orang yang dari industri itu juga tidak minum alkohol karena sedang hamil. Acara welcome drink ini cukup lama. Mungkin juga karena aku naik bis yang pertama, jadi lebih lama. Kira-kira lebih dari satu jam acara ini. Setelah ngobrol dengan yang dari industri itu, aku ketemu R, orang Thailand yang lagi S3 di Hawaii. Kita ngobrol panjang lebar kali tinggi. Terus aku lihat Jing, Zihan dan Xiao sedang ngobrol dengan orang lain. Aku samperin mereka, hari ini aku belum menyapa mereka. Eh, ternyata satu teman mereka itu juga dari Cina! Aku kira orang Jepang. Jiaaaahhh… ngomong Cina lagi mereka. Tetoooottt!! Aku tersesat lagi. Beruntung aku nemu orang yang sendirian, akhirnya aku sapa dia. Dia mahasiswa master Univ Wageningen yang memberikan oral presentasi tentang healthy food. Menyenangkan ngobrol dengan dia. Banyak yang kit abicarakan. Hal- hal ringan saja.. sampai akhirnya dia tahu kalau aku dulu anak Erasmus dan dia langsung bilang, ”kamu pasti party mulu kerjanya, kamu gak kuliah kan?”. Huahahaha… meledaklah ketawaku.. baru kali ini ada orang yang tahu apa yang sebenarnya terjadi. Biasanya kalo ketahuan anak Erasmus, orang pada kagum, yang ini tahu aja kalo anak erasmus tuh anak party. Pasti dia juga sering party. Hahaha.. Terus dia bilang kalau akan ada party setelah makan malam.
Hall untuk makan malam/gala dinner

Akhirnya setelah menunggu lama, kita diperbolehkan masuk ke ruang makan. Subhanallah… Guede buanget ruang makannya… Aku segera mencari tempat duduk dekat R dan Oxana, orang Meksiko yang sedang S3 di Spanyol. Di meja ada daftar menu yang akan disajikan. Dibaliknya ada lagu untuk bersulang. Lagu yang aneh sekali artinya. Setelah semua orang duduk, kita disajikan makanan pembuka. Salmon dengan krim, sepotong salmon dengan cuka, salad dari umbi adas, capers goreng dan roti kering. Enak juga.
R-Oxana-Dwi

Satu jam setelah makanan pembuka, barulah makanan utama datang. Aku masih makan ayam, tapi aku minta tidak pakai saus wine. Jadi mereka menyajikannya tanpa saus. Lumayan kering. Tapi enak. Kalau aku ambil menu vegetarian, ya tetap dikasih saus wine. Untung aku tahu artinya karena googling dulu itu menunya apa. Lama setelah makanan utama, barulah makanan penutup datang. Pramusajinya baik. Seharusnya makanan penutupnya chocolate ganache with coffee foam and mint marinated blackberries. Aku sudah berpikiran positif kalau itu aman. Ternyata pramusajinya menyajikan aku buah peach dengan mint marinated blackberry sambal bilang kalau kuenya ada gelatinnya. Subhanallah, dia menyelamatkan aku. Tidak banyak orangyang tahu produk-produk turunan babi. Perhatian kecil itu aku hargai sekali.
Menu gala dinner

Menu utama tanpa saus wine

Setelah makanan penutup, ada tiga orang penyanyi yang menyanyikan lagu-lagu dari tahun 80-an. ABBA, Roxette, dll. Aku tidak banyak kenal lagu-lagu tahun 80-an. Tapi lagu dancing queen-nya ABBA membuat aku tidak tahan untuk tidak ikut goyang. Akhirnya aku tarik R dan Oxana untuk ke depan panggung menikmati lagu sebentar. Ternyata Oxana penggila lagu-lagu 80-an. Dia tahu semua lagu yang dinyanyikan. Setelah merasa tersesat karena gak tahu lagu-lagu selanjutnya, aku dan R memutuskan untuk pulang dan Oxana tetap melanjutkan party.

Di bis, R malah cerita tentang masalah pribadi dia. Kita jadi ngobrol banyak dan itu cukup membuat kita merasa dekat. Aku cukup yakin dia tidak sedang mabuk karena dia juga tidak minum alcohol setahuku. Pukul setengah satu malam baru aku tiba di kamarku kembali, solat dan akhirnya bisa istirahat. Semoga besok tidak kesiangan.

Kamis, 27 Agustus 2015


Pagi ini hujan. Aku jalan kaki ke tempat seminar. Pagi ini dimulai dengan oral presentation di ruang yang berbeda. Kemudian refreshment break dan dilanjutkan dengan plenarry session. Seharian ini aku belum ketemu Ervina dan Pak Anton. Selesai seminar, baru aku ketemu mereka bertiga. Aku bilang, aku mau pulang dulu untuk ganti sepatu dan solat. Kita ketemuan di Hotel Pak Anton saja jam 2.

Dari Hotel Pak Anton, kita cari tempat makan siang. Kita makan siang di restoran Cina dengan menu ikan goreng tepung saos kari pakai nasi. Alhamdulillah banget enak banget. Akhirnya ketemu nasi lagi itu sesuatu banget. Setelah makan siang, kita jalan kaki keliling kota. Akhirnya kita tiba di Feskekorka. Pasar ikan modern yang bersih, higienis dan tidak bau busuk. Bau ikan itu pasti. Namanya juga pasar ikan. Tapi bau ikan segar. Di sana aku beli ikan goreng dengan pure kentang untuk makan malam. Setelah mengantarkan Pak Anton naik bis ke bandara, aku dan Ervina pulang masing-masing. Alhamdulillah aku seneng banget bisa ikut seminar ini. Semoga aku bisa terus menjalin hubungan dengan orang-orang yang aku kenal di sini dan semoga aku bisa menjadi terus lebih baik dalam bidang ini. Yang lebih penting semoga orang di Indonesia tidak lagi memandang ilmu sensoris sebelah mata. Aamiin..

Jum’at, 28 Agustus 2015


Hari ini aku males banget bangun pagi. Cuaca mendung dan akhirnya aku putuskan untuk pulang segera ke Copenhagen. Aku datang ke Stasiun pukul 9 dan bertanya apakah tiket ku bisa ditukar. Alhamdulillah bisa. Aku akan mendapatkan uang ku kembali sebesar 480 sek dalam 2-3 hari. Lalu aku harus membayar tiket baru sebesar 509 sek. Empat puluh menit kemudian aku sudah pergi meninggalkan Gothenburg. Alhamdulillah.

Sekarang aku bisa mulai bekerja di dalam kereta. Aku pengen liat author’s guideline-nya Appetite. Semoga tulisan pertamaku ini lancar. Aamiin..

Penutup


Beberapa hal yang membuatku terkesan dan bisa diambil sebagai pelajaran dari pengalaman ini antara lain:
1. Ruang plenarry-nya guedhe buanget!! Soundnya kualitas bioskop, men! Layarnya juga. Kursinya nyaman banget untuk duduk lama karena ada sedikit jendolan untuk menyangga boyok (ini bahasa Indoensianya apa sih?) kita.
2. Banyak yang lagi hamil. Ada beberapa juga yang membawa bayi mungil dibawah 6 bulan. Jadi hamil dan punya anak bukan hambatan untuk ikut seminar. Mereka datang pun sendirian. Tidak terlihat ada yang mendampingi orang yang membawa bayi. Aku tidak pernah mendengar bayi menangis, artinya bayi juga merasa nyaman. Kuncinya ibu harus paham benar bagaimana berkomunikasi dengan bayi dan menuruti keinginannya.
3. Kalau menampilkan poster, jangan lupa bawa plastik untuk tempat yang sudah di print dan pakai cup kopi untuk tempat kartu nama. Sebaiknya ambil plesternya pas hari pertama supaya tidak kehabisan. Lebih baik nyetak posternya di polyester supaya bisa dilipat dan tidak jelek kalau dipasang meski sudah dilipat.
4. Sapa duluan lebih banyak orang. Ajak bicara mereka tentang apa yang sudah dan sedang mereka kerjakan.
5. Enjoy your conference the way you like it.
Akhir kata, mengutip kata-kata Rose Marie Pangborn, “The 5 sense is nothing without the 6th sense: sense of humor.” Jadi jangan terlalu serius. Indera keenam diperlukan untuk dapat lebih mengoptimalkan 5 indera yang lain sehingga kita bisa lebih menikmati sesuatu.