Thursday 26 May 2016

Helsinki, 21 Maret 2016

Setelah seharian istirahat di Copenhagen, minggu malam kami berangkat ke Bandara Kastrup untuk pergi ke Helsinki dengan Norwegian Air. Kembali lagi, malam itu pesawat kami delay 1 jam. Untung kamik e arah timur laut Copenhagen, bukan menuju selatan, karena pesawat Norwegian yang menuju selatan dibatalkan karena ada mogok di Perancis. Helsinki memiliki beda waktu 1 jam lebih dulu dari Copenhagen. Kami tiba di Helsinki pukul setengah 1 malam. Salju turun cukup lebat malam itu. Kami berjalan kaki ke Hostel yang hanya berjarak 700 m dari bandara. Namun karena sudah malam, kami tidak begitu pandai membaca peta, kami ternyata berjalan kaki di highway. Untung tengah malam, tidak banyak kendaraan yang lalu lalang. Tiba di self-service hostel, kami memencet kode yang sudah dikirimkan sebelum tiba untuk membuka pintu hostel dan pintu kamar. Kami menginap di Forenom hostel. Fasilitas kamar sangat lengkap. Ada water boiler, microwave, coffee maker, cutlery, tv, kulkas, lemari, sofa, dan tentu saja 2 tempat tidur single.
Karena ini self-service hostel, pukul setengah 2 malam kami tiba, kami masih harus memasang sprei, sarung bantal dan cover selimut sendiri, padahal kami sudah lelah dan sangat ngantuk sekali. Hiks.

Helsinki ini hanya berjarak 2 jam dengan kapal menuju Tallin, ibu kota Estonia. Namun sayang, kami mendapatkan informasi ini cukup terlambat. Kami hanya punya satu hari di Helsinki. Maka pagi2 benar, pukul 7 kami sudah berangkat ke kota dengan bus 615. Tiket kami beli melalui mesin seharga 5,5 euro sekali jalan. Tiba di stasiun kota, kami berjalan menuju Kauppatori. Saat itu kami belum memiliki peta. Kami haya mengandalakan bertanya orang dan feeling. SAmpai di Kauppatori, tourist office pun belum buka. Kami langsung menuju tempat pembelian tiket ferry untuk menuju ke Suomenlinna Island. Harga tiket ferry pergi-pulang 5 euro. Tiba di Suomenlinna island, suasana masih sepi sekali. Tourist office juga belum buka. Tapi kami bisa mendapatkan peta (dan WC) di gedung tersebut. Kami pun berjalan kaki mengelilingi pulau-pulau di sekitar Suomenlinna selama 2 jam. Pukul 11 kami tiba lagi di dermaga, namun kami ketinggalan ferry. Sebenarnya ada kapal menuju Tallin pukul 11.30. Tiba di Square market, kami menuju kantor Viking Line barangkali keberuntungan menjadi milik kami, ada jadwal kapal lain menuju Tallin. Namun kenyataan berkata lain. Akhirnya kami kembali ke Square market dan makan siang di kapal. Lunch buffeet seharag 11,5 euro per orang. Sayang ternyata kami tidak bisa menikmati menu utamanya karena ayamnya ada hamnya ditengah dan chili con carne-nya dicampur babi. Hadeh.. harusnya bertanya lebih detail sebelum bayar. Tapi supnya enak banget. Akhirnya kami hanya makan nasi dan salad, tak lupa dessert dan kopi.

Setelah makan siang, kami melanjutkan berjalan kaki keliling kota. Helsinki tidak terlalu besar. Ada banyak WC umum, namun semua berbayar. Karena sudah lelah keliling Suomenlinna dan kecewa karena tidak bisa ke Talllin, kami mencari supermarket untuk beli makan malam. Senang kami menemukan supermarket yang menjual makanan siap makan khas Helsinki. Kami beli nasi dengan salmon rebus, pure kentang, dan salmon asap dengan cabai. Enak banget ternyata. Apalagi salmon asap dengan cabainya. Mantab! Miroso.

Kami pun kembali ke hostel pukul 4 sore dengan kondisi super lelah. Tiba di Hostel, kami langsung terkapar tidur di tempat tidur masing-masing. Sekitar pukul 8 malam, kami baru bangun dan makan malam. Esok paginya pukul 5 kami bersiap-siap untuk pulang ke Copenhagen. Kami tiba di Copenhagen, Selasa, 22 MAret 2016, pukul 7.40. Kami langsung menuju kantorku untuk mencetak tiket ke Oslo dan menunjukkan pada suami suasana kantorku dan laboratorium. Setelah itu, untuk pertama kalinya, aku berjalan kaki pulang ke rumah sejauh 2,5 km atas permintaan suami. Tapi aku senang karena kami jadi menikmati pemandangan. Sebelum tiba di rumah, kami mampir beberapa tempat untuk belanja.

Tips ke Helsinki:
1. membawa bekal dari rumah akan menghemat cukup banyak. Uangnya bisa dialihkan untuk hal yang lain seperti: bayar WC, mencoba restoran khas sana, beli sovenir, naik ferry, dll.
2. Setidaknya luangkan 2-3 hari di Helsinki dan coba sekalian pergi ke Tallin, ibu kota Estonia yang hanya ’sak plintengan’. Konon katanya kota tua Tallin lebih menarik daripada Helsinki.
3. Beli makanan di supermarket (rekomendasi K-supermarket) biasanya jauh lebih murah daripada makanan pinggir jalan.