Friday 10 March 2017

Manajemen pangan rumah tangga jomblo geografis

Paling bete kalau lagi bingung mau masak apa untuk seminggu ke depan. Memang usulan ide menu untuk seminggu bahkan kalau mau dikumpulin bisa untuk bertahun-tahun tersebar banyak di dunia maya. Tapi masalahnya, sebagai jomblo lokal yang hidup sendiri di negeri orang, manajemen pangan harus menjadi pertimbangan mengingat harga pangan yang mahal, ketersediaan, dan bagaimana cara menghabiskannya sendiri dalam waktu singkat sebelum busuk. Ditambah lagi harus mikir gimana caranya supaya cukup di kulkas dan freezer yang cuma kebagian satu rak untuk satu orang. Tentu ini menjadi masalah yang tidak mudah. Apalagi untuk orang yang rewel soal makanan macem saya  ini. Paling sedih kalau harus beli (apalagi mengonsumsi) makanan olahan (yang dikaleng, nugget, yang dibotol, sosis, oh my God!! it's a big NO-NO). Mau jajan terus tiap hari juga gak mungkin. Selain mahal, iya kalau ada yang halal. Kalau halal, iya kalau sesuai dengan selera kita. Kalau sesekali ya boleh lah untuk belajar mengenal rasa. Kalau tiap hari, ya makasih juga ya.. Kitakan juga butuh comfort food.

Lalu bagaimana mengatasinya? Berikut tips dari saya:

  1. Buat grup masak. Dengan grup masak ini, pekerjaan memasak jadi ringan, tidak banyak beban menghabiskan makanan, pengeluaran menjadi lebih murah, jenis masakan bisa berganti.ganti. Grup masak bisa mulai dari 2 orang hingg banyak. Kalau banyak, bisa dijadwal sekalian masaknya. 
  2. Tentukan menu. Buatlah kesepakatan bersama menu apa yang akan dimasak untuk seminggu ke depan. Mulai dari camilan, lauk, hingga makanan penutup. 
  3. Eksekusi. Masak bisa dilakukan bersama-sama atau bisa juga sendiri-sendiri, terus nanti barter. Tentu saja untuk belanja, semua dibagi rata supaya adil. Bisa juga dilakukan seminggu sekali untuk menghemat waktu dan tenaga.
  4. Jangan lupa punya microwave ya. Ini barang penting untuk makan tetap nikmat dan hangat.
Kelebihan dari metode ini antara lain:
  1. kita terhindar dari boredom
  2. kita turut berperan dalam mengurangi food waste baik dari bahan segar maupun dari makanan yang sudah dimasak
  3. kita bisa mengikuti selera kita sendiri. Gak mesti makanan indonesia terus juga. Makanan local setempat juga patut dicoba
  4. kita tahu benar dengan apa yang kita makan. Kita yakin dengan kualitasnya baik secara fisik maupun spiritual.
  5. kita jadi belajar masak. Kemampuan kita akan semakin terasah. 
Miss you hey my cooking partner in Copenhagen, @hapsariph.