Tiba di Schipol, saya langsung menuju gate D-1 seperti yang tertera di boarding pass saya. Ternyata di gate D-1 ini saya hanya diinterogasi sama petugas. Diperiksa paspor, residence card dan visa saya. Lalu ditanya dimana saya tinggal, apa yang saya lakukan di Copenhagen, apa yang akan dilakukan setelah lulus PhD, bekerja dimana di Indonesia, apa saya mengepak barang saya sendiri, apa ada yang membantu saya mengepak, apa saya bertemu dengan orang lain yang menitip barang selama perjalanan ini, apa saya membawa laptop, laptop siapa yang saya bawa, apa ada yang mengakses laptop saya selain saya, dan lain sebagainya. Itu sebagian besar yang dapat saya ingat. Lalu masnya memberikan kertas cetakan yang berisi informasi gate mana saya harus pergi. Ternyata pesawat saya tidak di gate ini. Tapi sebelum menuju gate penerbangan saya, saya diminta ke pos pemeriksaan kedua dimana paspor saya akan dipindai.
Saya antri lagi untuk memindai paspor saya. Setelah dipindai, barulah saya menuju gate penerbangan saya.
Gate penerbangan saya berada di wilayah setelah pemeriksaan imigrasi bandara. Maka saya antri lagi untuk periksa paspor, visa dan residence permit. Di sini saya mendapatkan cap keluar wilayah eropa. Setelah itu, barulah saya menuju gate yang sebenarnya.
Di gate penerbangan, saya harus selalu menyiapkan paspor dan boarding pas saya siap sedia untuk diperiksa. Sebelum masuk ke pesawat pun paspor saya dicek kembali. Seandainya saya dapat uang dari setiap orang yang lihat paspor saya, sudah kaya saya… Banyak bener ya pemeriksaannya. Ya begitulah prosedurnya. Setiap negara punya aturan yang berbeda-beda. Kita harus tahu dulu bagaimana peraturan umum untuk keamanan penerbangan sebelum berangkat supaya tidak ndeso jika diperiksa. Cheers!