Wednesday, 25 April 2018

Two tweeties, a rabbit, and a bear

Once upon a time, in a far far away island, live four besties, two Tweety birds, a rabbit, and  a bear.
They are just common animals with an ordinary life. One day, the two Tweety had to go far away to accomplish a huge and important task for their life, leaving the rabbit and the bear behind. The task challenged tweeties' friendship. It made them hectic, stressful, and thus they become emotionally sensitive. On the way back home, both tweeties found a very tempting sweet pinkish liquid. They tried it and loved it. They drank it too much that turned them into silly birds. They talked like a drunk, they cursed a lot, they spread rubbish all over the places.

Meanwhile when the tweeties are gone....
The rabbit and the bear also have a big task they need to accomplish. However, the bear has different load of the others. The bear also have pressure from all direction of her life, from her colleagues, from her family, and her self. She also has a very limited time to finish her task. To cope with all the pressure, she dig a deep hole unconsciously, and sink herself into it. She tried to find peace and calm down from the uncomfortable situation.

When the silly birds came back, they kept on throwing rubbish all over, until some of their dunk fall into the bear's cave. Do you know what the people do when they are inside a cave and want to tell people outside? Yes, they scream. and so did the bear. She shouted at Tweety to stop spreading dirt. But the silly-sensitive birds could not accept it. So now, the bear and the tweety kept their distance. Leaving the rabbit confused.

Moral of the story:

  1. Do not spread your dirt. You do not know when other people are disturbed by it. 
  2. Your language reflects who you are. Your curses do not make you cool.
  3. When people are not in the same level, they shout each other. Thus, come closer and talk properly.
  4. Do you know how to get to the same level? It just needs three acts: stop, sorry, and thank.

Tuesday, 24 April 2018

Morning bike ride with Melanie

So many things I have been granted for in life that sometimes makes me forgot to be grateful. One of the things is biking.

This morning I went to Mærsk building at Blegdamsvej with Melanie because I have a conference in her campus. It is just 2.8 km away from home and we went together by bike. She guided the way and I followed her from behind. The route to her campus passes small street. Thus there is no different level between bike lane and the car lane; even sometimes there is no bike lane. There were many construction sites along the way, so we need to pass a small path. And at one point, I was almost hit a cyclist from the opposite direction. "Fiuh… That was dangerous…", I said to her.

The most thrilling part was at the end of the journey before parking our bike. She used to park her bike in the basement, which is nice, the Mærsk building have such a very big and good parking lot for bikes in the basement. But she went to the basement on bike!! I am not used to it at all, going down on a steep slope, with my not-so-good brake. I made it to the basement without falling, yet I was literally shaking for 10 minutes. Fiuh… Thank God I am still in a good shape.

The journey this morning made me realise that I should be much more grateful. I do not have so much physical obstacles on my route to my campus. The route to go to my campus only passes some emotion-laden parks, relatively flat (well, yes, one uphill track at the end of the route), and with much lower physical obstacles. Even though the parks I pass through sometimes make me feel so mellow, but due to my cycling skill, the safety issue would be more important to me. No wonder Melanie has full safety equipment when she bikes.

Tuesday, 17 April 2018

Gastroscopy

December 2017
Ada yang salah sama tubuh saya. Saya jadi sering ngilu di telinga, setiap bangun pagi sesak tidak karuan, sulit untuk tarik napas, harus dilakukan sangat pelan-pelan sekali karena super sakit di dada kiri, setiap kali habis makan sering gumoh, perut makin semarak dengan bunyi-bunyian anehnya. Sering sekali dan hampir setiap hari. Sampai akhirnya saya sesak setelah makan siang di kantor, lari ke lab untuk mencari teh atau apa pun yang bisa menenangkan saya, malah bikin heboh temen2 karena mereka khawatir. Saya terharu dan berusaha tenang.

Akhirnya saya buat janji dengan General Practitioner (GP) atau dokter umum. Alhamdulillah masih bisa dapat jadwal yang tidak terlalu lama.

Friday, 6 April 2018

The square life

Before 2015, I was a young mom who enjoyed my life. I worked 7/8 to 4/5 Monday-Friday, swam on Saturday, rest and enjoy family time on Sunday. I woke up at 5 am at the latest, prepared breakfast, got my self and Aira ready, or sometimes I just enjoyed her unique baby smell and leave for work. After work, sometime I prepared dinner, but sometimes the dinner was ready and we ate together with my husband, Aira, and my mother in  law. After dinner, we watched tv, played, or read a book before bed time. I really enjoyed that moment and I missed it. I used to spend my time with my beloved around me.

Moved to Copenhagen, I lost all my life. I do not know anymore how my life should be. I cant enjoy anything I do. I work 9-5 in my (square) office, doing basically nothing in the evening in my (square) room, cooking for the whole week on Saturday, and facetime (in a square screen) the whole weekend. I do not know how to enjoy the moment ALONE. I have tried to watch "how to be single" movie, but that's not the kind of life I would like to have. I enjoy sometime I spent with lab mate in some of our activities, I enjoy socializing with my flatmates, I enjoy time with my only best friend in Copenhagen. But that does not fulfill me. Am I not grateful enough?

Today is a very nice day. The sky is blue. The sun shines brightly. Most people sunbath outside. But for me, the blue or grey the sky is, that dark cloud is still above me. I miss you, Aira.

For me, the nice day hurts me because it reminds me to Indonesia's weather. I should have been around with Aira. and then I see people with their children playing in the park and I cry. 

Thursday, 5 April 2018

Tentang Kopi

Sekitar dua tahun yang lalu, saya menghadiri resepsi PhD defense mas Dhoni di IFRO. Saya ingat, supervisornya bilang bahwa mas Dhoni hanya suka kopi dari mesin kopi di tempat tertentu. Supervisornya bingung karena mesinnya sama, kopinya sama, dan airnya pun sama. Kenapa harus jauh-jauh ke tempat spesifik itu.

Sejak saya menulis thesis, saya pun rutin jadi peminum kopi. Tapi saya selalu membatasi maksimal 2 cup sehari. Seperti diketahui, lidah dan hidung saya cukup bisa diandalkan soal rasa. They never lie to me. Saya sebenarnya lebih suka kopi hitam kalau minum kopi di NFL karena kopinya enak dan ringan karena diseduh dengan V60 (metode  yang paling aku suka untuk menyeduh kopi) atau french press 3min. Tapi aku hanya menikmati kopi NFL kalau sedang ada rapat saja. Sehari-hari aku menikmati kopi dari mesin kopi di dapur.

Sejak saya pindah ke lantai 3, saya gabung dengan dapur DCB section. Kopi dari mesinnya enak. saya suka. Apalagi kalau ditambah susu laktosefri 1,5% fat. Tapi sejak Februari, DCB section pindah ke lantai 5 sedang saya tetap tinggal di lantai 3, dan dapur berganti menjadi milik IDT section. Dan saya merasakan apa yang mas Dhoni rasakan. Mesin kopi IDT dan DCB itu sama persis. Kopinya juga mungkin sama. Airnya jelas sama. Tapi rasanya beda. Yakin seyakin-yakinnya beda. Awalnya aku pikir kopinya.. Tapi aku gak bisa menelisik kopi apa yang dipakai IDT. Awal-awal, saya tetap ke lantai 5 demi mendapatkan  kopi yang sesuai selera saya. Tapi kok ribet juga lama-lama. Sampai akhirnya saya menemukan apa yang membuatnya berbeda. RASIO!!

Mesin kopinya kan ada program untuk bikin espresso, coffee, special, dan ristretto. Ternyata program komposisinya di mesin IDT dan DCB beda. Akhirnya pas libur paskah, saya ubah saja program mesin kopi IDT supaya sama dengan komposisi mesin kopinya DCB. Sekarang rasanya sudah lebih baik dari sebelumnya, meski tetap berbeda. Mungkin biji kopinya juga berbeda. Namun setidaknya lebih baik.

Kopi dari mesin IDT itu lebih kuat rasa dark roast-nya. Kalau yang dari DCB nutty-nya yang juara and I love it.

Monday, 26 March 2018

Melawan Hoax Telur

Allahurabbi gusti.... Pesimis saya sama negara ini kalau melihat video2 hoax yang makin banyak... Program wajib belajar 9 tahun pemerintah ini hasilnya apa ya kalau masyarakatnya masih buta begini?? Selama SD SMP pada belajar apa? Gak kasihan sama bapak ibu guru yang sudah lelah mengajar dengan gaji kecil?

Iqro.. Iqro.. Iqro... Bacalah nak... Baca.... Banyak-banyaklah membaca. Kalau kalian gak kuat baca, nih saya kasih beberapa video yang bisa menjelaskan hal itu.

1. Video tentang bagian-bagian telur: yang para hoax maker bilang itu kertas, itu tuh membran yang tugasnya melindungi. Membran ini kalau di negara maju sudah diekstrak, dan dijadikan suplemen untuk sendi serta bisa untuk mempercepat penyembuhan luka yang harganya masyaAllah mahalnya. Kita malah nuduh itu kertas..

2. Kuning telur itu warna macam-macam. Gak usah gumun dan gak usah bikin hoax lagi. Lihat ini dan pahami kenapa bisa begitu.

3. Warna kulit telur ayam itu juga beda-beda. Ada yang putih, ada yang cokelat. Yang putih itu gak selamanya dari ayam kampung. Tergantung dari jenis ayamnya. Manusia aja ada banyak warna kulit, ayam pun begitu.

4. Telur itu tidak hanya dihasilkan oleh ayam. Yang dihasilkan oleh ayam pun ukurannya beda-beda. Gak usah gumun.

Rasanya emosi dan gatal lihat banyak orang bego bikin hoax yang viral. Tujuannya apa sih? membodohi anak bangsa? Mau dibawa kemana generasi yang akan datang? Orang negara lain sudah bisa bikin macem2, negara kita yang masih terbelakang kok malah mau dibawa ke belakang lagi... Haduuuuh... Miris hati ini.. Sedih hati ini.. (Maafkan emosi saya yang meluap)

Oia, maaf, videonya bahasa inggris.. Sudahlah... Saya sudah lelah mencarikan yang bahasa Indonesia..

Wednesday, 7 March 2018

Museum Universitas Kopenhagen

Di Kopenhagen dan sekitarnya, ada 10 museum dan kebun yang merupakan bagian dari Universitas Kopenhagen. Sebagai anggota dari Universitas Kopenhagen, baik pelajar maupun staff, asal punya ID UCPH, kita bisa mendapat akses yang lebih ringan (gratis maupun harga spesial) untuk bisa menikmati museum-museum tersebut. Tujuh dari sepuluh museum dan kebun itu ada di Kopenhagen, antara lain:

  • Botanical Garden

Terletak di tengah kota sebagai filter yang tidak hanya menyediakan oksigen segar saat kita penat dengan PhD, tapi juga menyimpan koleksi tanaman liar dan gene bank terbesar di Denmark. Masuk gratis dan ekstra hangat saat butuh kehangatan saat jalan-jalan di musim dingin. Beberapa kali kesini dan gak pernah bosan memandangi istana kacanya. Pertama kali ke sini diajak mas Yoppi saat dia mengenalkan aku dengan kopenhagen dan sekitarnya.

  • Kebun di Frederiksberg Campus

Lokasinya persis di belakang kampus saya. Kalau musim panas, lebih banyak lagi koleksi tanaman herbalnya. Banyak sekali yang menarik. Pertama kali ke sana diajak Mathias dan dijelaskan sama dia beberapa herbal untuk membuat minuman Cola. Menarik sekali.

  • Geological Museum

Lokasinya dekat dengan Botanical Garden. Museum dimana kita bisa belajar tentang solar sistem dan bumi. Saya belum pernah ke sana. Akan update blog kalau sudah ke sana ya.

  • Medical Museum

Museum tentang dunia medis. Banyak sekali awetan-awetan hewan dan manusia. Sepertinya menarik. Tapi saya tidak berani ke sana sendiri. Kalau sudah ada partner, saya update lagi ya blog ini.

  • Museum of Herbal medicine

Terletak di Noord Campus. Bahkan mahasiswa yang kuliah di sana saja tidak tahu akan keberadaan museum ini. Mungkin dia saja yang kuper.

  • Veterinary Historical Museum

Museum yang menampilkan koleksi kuda dan lembu untuk keperluan kuliah.

  • Zoological Museum

Museum terkeren yang pernah saya datangi. Museum yang ramah anak karena menawarkan berbagai kegiatan yang bisa dicoba oleh anak, ada ruang makannya, dan Lay out yang mengagumkan. Dulu gratis. Sekarang sudah tidak lagi. Pertama kali ke sini bareng dengan anggota section yang lain.

Museum yang berada di luar Kopenhagen antara lain:

  • The Arboretum

Terletak di Hørsholm sebagai perluasan dari Botanical Garden. Belum pernah ke sini jadi belum bisa cerita apa yang menarik.

  • The Pometet (The Apple Museum)

Berlokasi di Taastrup, sekitar setengah jam perjalanan dengan mobil dari Kopenhagen. Museum outdoor yang memiliki koleksi mengagumkan akan banyaknya varietas apel, berry, bushes dan buah yang lain. Museum ini tidak selalu terbuka untuk umum. Museum ini bisa dikunjungi dengan booking terlebih dahulu atau saat mereka open house. Biasanya sekitar musim panas. Saya sudah dua kali ke sini. Pertama kali bareng Nordic Food Lab dalam rangka panen raya. Kedua kali saat membantu Rikke dalam acara open house Pometet yang bekerja sama dengan Smag for Livet.

  • The Øresund Aquarium

Lokasinya di Helsingor, sekitar 1 jam 16 menit dengan kereta dar Kopenhagen. Museum yang menampilkan banyak koleksi hewan laut. Kita juga bisa snorkeling di pantai sekitar akuarium itu. Saya pertama kali ke sana dalam rangka acara sosial Section kami.

Friday, 2 February 2018

Doha city tour

Desember lalu saya pulang ke Indonesia dalam rangka ulang tahun Aira sekaligus mengisi ulang energi batin yang sudah terlalu hampa, kosng, kering, kerontang bak kaleng reyot penuh karat. (Hayati lelah bang...). Setelah panic attack, disertai mual, muntah, asam lambung yang meningkat hingga tingkat 40, menangis tak tertahankan sendirian di toilet yang sudah diantri orang, hingga akhirnya ditemukan teman kantor menangis di depan komputer. Esok harinya teman lab mencoba menghibur dengan mengajak foraging mencari jamur hutan, sedikit bahagia melihat alam, namun rasa itu hanya sementara. Dua hari setelah kejadian termehek-mehek di kantor, Aira menangis di layar handphone ketika facetime.  Dalam 10 menit, saya sudah mendapatkan tiket pulang ke Indonesia yang saya tidak sadar harganya ketika bayar.

Walhasil saya mendapatkan tiket dengan transit selama 15 jam di Doha, namun setidaknya hanya transit 3 jam di Jakarta. Waktu yang sangat cukup untuk pindah terminal di Soeta.

Apa saja yang bisa dilakukan dalam 15 jam transit di Doha?

Wednesday, 24 January 2018

Hidup itu wang sinawang

Itu adalah judul WA suamiku pagi ini. Suami yang selalu mengingatkan dengan sabar.

Apa yang diposting di media sosial, apa yang dilihat oleh orang kebanyakan tidak menggambarkan keadaan sesungguhnya. Itu semua kan pencitraan. Dan disaat banyak orang sibuk mencitrakan diri, saya memilih sibuk menikmati berkah Illahi. 

Sering saya merasa sedih, maklum, saya manusia biasa. Lalu saya berusaha ingat, La Tahzan... Innallaha ma ana... Innallaha ma ana... Innallaha ma ana... Lalu berdzikir banyak-banyak sambil nangis..

Thursday, 26 October 2017

Masak apa hari ini? Plant Jammer akan membantumu!

Mau masak apa hari ini? Ini adalah pertanyaan yang setiap hari muncul buat orang yang suka masak, utamanya para moms kece jaman now.

Bosan dengan menu yang gitu-gitu aja? Mau padu padan bahan tapi takut gak enak? Mau ikutan lomba cipta resep?

Coba datang ke web ini, namanya https://www.plantjammer.com/. Di sana kita bisa menciptakan resep baru yang rasanya insyaAllah sesuai. Web ini akan membantu kita menciptakan resep kita sendiri dengan menyesuaikan dengan bahan yang kita punya di kulkas (atau kalau gak punya, tinggal sms tukang sayur keliling supaya dibelikan bahannya untuk kita) dengan berbasis big data food pairing yang mereka punya.
tampilan web PlantJammer

Mengapa harus masak sendiri kalau bisa beli jadi di warung?
Karena sekarang sudah ada Plantjammer. Kamu gak perlu takut lagi memasak! Seperti kata Chef Gusteau dari film Ratatouille dengan cheesy Disney quotenya, "Anyone can cook but only the fearless can be great". Dengan memasak sendiri:

  1. kita bisa jadi lebih mengenal diri kita sendiri (bahkan di Eropa, cooking is therapy), 
  2. bisa membangun kedekatan dengan orang yang kita bagi makanannya (anak, suami, mertua, pacar, adik, dll),
  3. kita bisa mengasah kemampuan kita sendiri,
  4. kita turut mengurangi rantai distribusi makanan,
  5. kita jadi memperkaya kosa kata rasa,
  6. kita jadi melatih otak untuk belajar tentang rasa,
  7. dan pastinya bikin kita tambah kece.
Plant Jammer ini juga sangat mudah digunakan. Kita cukup tentukan mau masak jenis apa, masukin bahan-bahan yang kita punya, pilih bahan-bahan pendukung lainnya (yang berada di daftar paling atas adalah yang paling cocok dipadankan. Semakin ke bawah agak kurang nyambung, tapi seru juga kalau di coba), kalau sudah merasa cukup bahan, klik selesai dan akan muncul resepnya. Bisa jadi kita adalah orang pertama yang menciptakan dan mencoba resep tersebut. Jadi bisa dilombakan ke lomba cipta resep!

Apa bedanya dengan cookpad atau google? Cookpad dan Google hanya akan menampilkan berratus-juta resep-resep yang pernah ada di dunia. Lalu kita akan menghabiskan lebih banyak waktu untuk memilih resep mana yang sesuai. Seringkali kita hanya akan memilih resep yang paling familiar dengan yang biasa kita masak. Jadinya itu lagi itu lagi. 

Dengan PlantJammer, kita gak perlu sibuk dan bingung mau pilih resep yang mana karena sesuai dengan slogannya PlantJammer, the best recipe is your own recipe!!